BATAM, TRIBUNBATAM.id - Batam Logistic Ecosystem (BLE) diperkirakan akan berjalan sempurna akhir tahun 2020.
Hadirnya BLE yang didukung oleh teknologi dapat memudahkan kegiatan perizinan menjadi lebih ringkas.
BLE juga digadang-gadang akan menjadi senjata mutakhir untuk meningkatkan daya saing Kepri terhadap daerah lain dan diharapkan mampu menarik investor sebab pada sistem anyar ini, kegiatan perizinan tak lagi memakan waktu yang lama.
“BLE akan menjadi program yang sangat bermanfaat dalam pemulihan ekonomi di situasi seperti ini. Dengan segala kemudahan yang ada, diharapkan akan meningkatkan perdagangan dan industri di Kota Batam karena BLE dapat memperlancar arus logistik,” jelas Susila Brata.
BLE dianggap efisien dalam kegiatan layanan Ship To Ship/Floating Storage Unit, yaitu mencatatkan persentase efisensi waktu sebesar 70% dengan mengurangi waktu pengurusan yang semula 3 hari menjadi 1 hari.
Selain itu juga kegiatan perizinan usaha dan konsumsi dengan skema single submission mencatatkan persentase efisiensi waktu sebesar 94%, yaitu hanya membutuhkan waktu 30 menit validasi yang sebelumnya 1 hari.
Susila Brata menambahkan bahwa Bea Cukai ingin berperan lebih luas dalam hal peningkatan iklim industri perdagangan dengan menginisiasi penataan logistik. Kolaborasi tersebut dilakukan dengan menggandeng instansi terkait, seperti BP Batam dan Kantor Syahbandar Otoritas Pelabuhan (KSOP).
Baca juga: Bea Cukai Batam Dukung Pemulihan Ekonomi Wisata Bahari Akibat Covid-19
Batam Logistic Ecosystem (BLE) merupakan bagian dari National Logistic Ecosystem (NLE) menjadi sebuah wadah untuk mempertemukan komunitas logistik di sektor permintaan dengan komunitas logistik di sektor persediaan.
Platform ini memfasilitasi importir dan eksportir dengan berbagai fitur logistik dari hulu hingga hilir. Mereka (investor) dapat melihat dan memilih harga serta kualitas atas ketersediaan sarana pengangkut, pergudangan bahkan pembayaran hanya dalam satu aplikasi.
Informasi yang dapat di kolaborasikan melalui NLE seperti, informasi ketersediaan truk di suatu wilayah (Platform Trucking), informasi ketersediaan slot kapal domestik antar pulau (Prahu-Hub), informasi jadwal kapal dan book slot kapal ekspor (clickargo), daftar negara tujuan ekspor per komoditas, daftar pelaku logistik ppjk/forwarder dan lain-lain.
Sebagai sebuah ekosistem, BLE memerlukan partisipasi aktif semua entitas terkait logistik baik di lingkungan pemerintah maupun para pelaku usaha untuk tumbuh dan berkembang bersama. Kesediaan dan peran aktif setiap pihak sangat dibutuhkan demi tercapainya efisiensi logistik di Indonesia. (TRIBUNBATAM.id/Rebekha Ashari Diana Putri)