KEPRI, TRIBUNBATAM.id - Gubernur Kepri Isdianto bakal menjadi orang pertama di Kepri yang disuntik vaksin covid-19, Sinovac.
Ia ingin memberi pesan kepada masyarakat jika vaksin itu aman bagi manusia, khususnya kesehatan masyarakat.
Suntik vaksin Covid-19 itu, diakuinya akan terjadi begitu mendapat instruksi dari Pemerintah Pusat.
Seperti diketahui, tahap awal 13 ribu vaksin Covid-19 merek Sinovac yang dikirim Kementerian Kesehatan Republik Indonesia dijadwalkan tiba di Kepri Selasa (5/1).
Vaksin Covid-19 tersebut dijadwalkan akan diangkut Pesawat Lion Air JT 620 pukul 08.55 WIB dari Bandara Internasional Soekarno Hatta, Cengkareng, menuju Bandara Raja Haji Fisabilillah, Tanjungpinang Timur, Tanjungpinang.
Setibanya di Bandara Raja Haji Fisabilillah, vaksin Covid-19 tersebut segera disimpan di Instalasi Farmasi milik RS Raja Ahmad Tabib Tanjungpinang dan RSUD Tanjungpinang.
"Insya Allah vaksin ini baik bagi masyarakat. Begitu tiba instruksi dari pusat untuk vaksin, saya pastikan saya yang pertama akan divaksin terlebih dahulu.
Setelah saya divaksin, baru masyarakat yang divaksin," tutur Isdianto di Gedung Daerah.
Pihaknya juga meminta pihak kepolisian dapat mengawal proses pemindahan vaksin ini dari turun pesawat hingga tersimpan rapi di instalasi farmasi.
Sambil menunggu instruksi dari Pemerintah Pusat terkait jadwal vaksinasi masyarakat, Isdianto memastikan vaksin tersebut baik bagi masyarakat.
Baca juga: Selain Vaksin Pfizer, Singapura Juga Pakai Vaksin Moderna dan Sinovac, Menkes: Akan Datang Bertahap
Baca juga: 13 Ribu Vaksin Covid-19 Bakal Tiba di Kepri Besok, Kadinkes: Distribusi Tunggu Arahan Pusat
Ia berharap, wabah COVID-19 dapat segera berakhir. Mengingat, sudah ditemukannya vaksin untuk menekan angka penularan virus asal Cina itu.
"Vaksin sudah ditemukan, kita harap wabah ini segera berakhir. Kasihan masyarakat, kalau COVID-19 ini tidak berakhir," harapnya.
Kadinkes Kepri Mohammad Bisri membenarkan kabar, sebanyak 7 koli dengan jumlah 13 ribu vaksin Covid-19 bakal tiba di Kepri, tepatnya di Tanjungpinang, Selasa (5/1/2021), besok.
Belasan ribu vaksin Covid-19 ini diperuntukkan bagi masyarakat Kepri terkait upaya meminimalisir penularan Covid-19.
Namun Bisri belum bisa memastikan kapan vaksin Covid-19 itu akan didistribusikan kepada masyarakat.
"Ya, benar, besok rencananya vaksin Covid-19 telah tiba di Tanjungpinang, dengan jumlah 13 ribu.
Kalau pendistribusian, kita masih menunggu arahan dari pusat," jawabnya melalui pesan whatsApp.
Terkait vaksin tersebut, Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) sangat mendukung vaksin Covid-19.
Namun untuk memberikan kepastian atas vaksin Covid-19, IDI meminta kepada Pemerintah agar mengikuti tahapan melalui Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM).
"IDI tetap tegas mau menerima vaksin yang sudah melalui rekomendasi dari BPOM," kata Ketua IDI Kepri, Rusdani melalui sambungan telepon, Rabu (16/12/2020) malam.
Selain itu, untuk mengurangi rasa tidak percaya masyarakat terhadap vaksin yang nantinya akan diberikan, IDI menyarankan agar pemberian vaksin dilakukan dulu untuk para tokoh-tokoh atau pejabat.
"Hal itu untuk membuat rasa percaya dari masyarakat menjadi besar akan vaksin itu. Jadi tokohnya atau pejabat dulu diberikan vaksin," ucapnya.
Setelah itu, Rusdani juga menyarankan, nantinya pemberian vaksin juga mengutamakan para garda depan Covid-19. Seperti tenaga kesehatan dan aparat keamanan.
"Intinya yang sering kontak langsung dengan pasien Covid, dan masyarakat. Untuk diberikan ke masyarakat nantinya dari umur 18 sampai 60 tahun," sebutnya.
Ia menegaskan kembali, pemberian vaksin itu tetap dilakukan bila sudah ada rekomendasi dari BPOM.
"Kami IDI tegas soal itu. Bukan kita menolak vaksin, kita ingin sesuai tahapannya. IDI sangat mendukung vaksin dengan tahapan sebaik-baiknya," ucapnya tegas.
Kelompok Tak Boleh Diberi Vaksin Covid-19
Vaksin Covid-19 yang telah memenuhi standar uji coba, saat ini tengah diproduksi dan didistribusikan ke sejumlah negara.
Bahkan, para pemimpin sejumlah negara telah disuntik vaksin untuk membuktikan kepada warganya bahwa vaksin Covid-19 aman untuk digunakan.
Presiden Jokowi sendiri memastikan bahwa pemerintah akan menggratiskan seluruh vaksin Covid-19.
Selain itu, Presiden Jokowi juga kembali menegaskan bahwa ia akan menjadi orang pertama yang disuntik vaksin Covid-19.
Lantas, apakah vaksin Covid-19 aman untuk semua kelompok orang?
Pakar epidemiologi dari Griffith University Australia Dicky Budiman menjelaskan, keamanan vaksin Covid-19 tergantung dari jenis vaksin yang akan dipergunakan dalam suatu negara.
"Kalau misalnya Sinovac hanya untuk usia 18-59 tahun, maka vaksin tersebut tidak bisa digunakan di luar kelompok usia tersebut," ujarnya saat dihubungi Kompas.com, Rabu (23/12/2020).
Dicky menambahkan, pada umumnya anak-anak di bawah usia 18 tahun, wanita hamil, orang yang memiliki riwayat alergi parah, serta orang yang mengalami kondisi penurunan imun seperti menjalani kemoterapi dan transplantasi organ tentunya belum bisa mendapatkan vaksin Covid-19.
Riset Pemberian Vaksin
Meskipun anak-anak belum diperbolehkan menerima vaksinasi, Dicky memaparkan bahwa saat ini Oxford tengah melanjutkan risetnya mengenai pemberian vaksin untuk kelompok usia 5-12 tahun.
Sementara itu, melansir CNN (16/12/2020), Pfizer pun tengah melakukan uji coba pada lebih dari 153 remaja usia 16-17 tahun.
Hasil uji coba tersebut menunjukkan bahwa tidak ada efek samping serius dari pemberian vaksin Covid-19.
Masih dari sumber yang sama, sebenarnya vaksin Covid-19 tidak akan menyebabkan perubahan genetik dan uji coba terhadap 23 wanita hamil juga tidak menyebabkan efek samping serius.
Bahkan, vaksin pun tidak berbahaya bagi bayi maupun ibu yang tengah menyusui.
Akan tetapi, para peneliti tidak merekomendasikan pemberian vaksin pada wanita hamil dan menyusui karena masih dibutuhkan penelitian lebih lanjut terkait kelompok tersebut.
Berdasarkan hasil uji coba penelitian, orang dengan riwayat alergi parah mengalami efek samping buruk setelah beberapa menit mendapatkan suntikan vaksin Covid-19.
Perlu beberapa waktu untuk mengembalikan kondisi orang tersebut seperti sedia kala.
Dengan demikian, vaksin belum direkomendasikan untuk kelompok orang dengan riwayat alergi yang parah.
Untuk menghindari efek samping dari vaksin yang tidak diinginkan, perlu berkonsultasi dengan dokter untuk mengetahui riwayat penyakit maupun alergi yang berpotensi memunculkan reaksi buruk setelah vaksinasi.
Penderita Kanker dan Pengidap HIV/AIDS
Sementara itu, perlu pertimbangan lebih lanjut bagi kelompok orang seperti penderita kanker yang menjalani kemoterapi, para penerima trasnplantasi organ, maupun pengidap HIV/AIDS.
Alasannya adalah kelompok tersebut tengah menjalani pengobatan dan sistem imunnya terganggu.
Selain itu, belum ada banyak bukti yang menunjukkan bahwa vaksin aman untuk kelompok di atas.
Meskipun vaksin ini diperuntukkan bagi pasien Covid-19, orang yang tengah terinfeksi virus corona disebutkan belum bisa menerima vaksinasi.
Para ahli merekomendasikan agar pasien positif Covid-19 sembuh dari infeksi dan tidak lagi menunjukkan gejala Covid-19.
Tidak ada jeda waktu tertentu antara sembuhnya pasien dari Covid-19 dengan waktu diberikannya vaksin.(TribunBatam.id/Endra Kaputra/Noven Simanjuntak) (Kompas.com)
Baca juga berita Tribun Batam lainnya diĀ
Sebagian Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Berikut Kelompok yang Tidak Boleh Disuntik Vaksin Covid-19".