LINGGA, TRIBUNBATAM.id - Pandemi Covid-19 masih belum berakhir, namun masyarakat harus tetap waspada dan mencegah adanya wabah penyakit lainnya.
Dinas Kesehatan Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DKPPKB) Lingga mencatat, kasus malaria mengalami penurunan pada 2020 lalu.
Sementara untuk Demam Berdarah Dengue (DBD) meningkat pada tahun itu.
Hal ini disampaikan Staf Bidang Pengelola Program Pemberantasan Penyakit Bersumber Binatang (P2B2), Andi Sasmita, kepada awak media, Kamis (7/1/2021).
"Untuk DBD mengalami peningkatan di tahun 2020 ditemukan sebanyak 57 kasus,” ucapnya.
Baca juga: 6 Cara Cegah Penyakit DBD Saat Musim Hujan, Coba Pasang Ini di Sekitar Rumah
Baca juga: Cegah DBD, Warga Tanjung Sengkuang Gotong Royong, Pak Lurah Juga Ikutan Lho
Terkait DBD meningkat, pada 2021 pihaknya lebih fokus memberikan pemahaman kepada masyarakat terkait pemberantasan nyamuk. Yakni dengan membentuk membentuk kader Jumantik di seluruh desa se-Kabupaten Lingga.
"Kendala yang sering dihadapi di lapangan cuma terkait pemahaman pola pikir masyarakat.
Selama ini setiap ada ditemukan kasus akibat nyamuk, masyarakat masih meminta fogging. Sebenarnya itu bukan solusi," ucapnya.
Menurut Andi, solusi masalah penyakit yang diakibat dari nyamuk yakni dengan melakukan pemberantasan sarang nyamuk, gotong royong dan 3M.
"3M yang dimaksud yakni menguras atau membersihkan tempat yang sering dijadikan tempat penampungan air seperti bak mandi, ember air, tempat penampungan air minum, lalu menutup rapat tempat-tempat penampungan air seperti drum, kendi, toren air, dan lain sebagainya," jelasnya.
"Selain itu juga, memanfaatkan kembali atau mendaur ulang barang bekas yang memiliki potensi untuk jadi tempat perkembangbiakan
nyamuk," sambungnya.
Sementara itu, ia mengatakan, untuk program kecacingan telah dilaksanakan 100 persen pada 2020. Sedangkan untuk program pencegahan penyakit kaki gajah atau filariasis, tahun ini sudah masuk survei evaluasi kedua.
Pihaknya menargetkan pada 2025 nanti, mendapat tiga sertifikat eliminasi penyakit.
“Yaitu Malaria, Kecacingan dan Filariasis atau kaki gajah,” kata Andi.
DBD di Batam
Sementara itu di Batam, kasus Demam Berdarah atau Demam Berdarah Dengue/ DBD mencapai 693 kasus selama 2020.
Data Dinkes Batam, jumlah kasus itu tersebar di hampir seluruh kecamatan di Kota Batam.
Sementara jumlah kematian akibat DBD sampai pekan ketiga penghujung tahun 2020 ini sebanyak empat kasus.
Lebih tinggi dibandingkan dengan jumlah kematian DBD tahun sebelumnya yang hanya dua kasus.
"Angka ini lebih rendah dari tahun sebelumnya yakni sebanyak 728, dimana dua kasus meninggal dunia," ujar Kadinkes Batam Didi Kusmarjadi, Senin (21/12/2020).
Berdasarkan data Dinkes Kota Batam, kasus DBD tertinggi sepanjang 2020 terjadi di bulan Oktober dan Agustus yakni 88 kasus. Sementara kasus terendah di bulan April yakni sebanyak 31 kasus DBD.
Kecamatan Batam Kota menjadi daerah penyumbang DBD tertinggi yakni 66 kasus. Disusul Batuaji 49 kasus dan Sagulung dengan jumlah 36 kasus.
"Tertinggi di Batam Kota, Batuaji dan Sagulung," sebut Didi.
Adapun kecamatan lainnya penyumbang kasus DBD ialah, Sekupang dan Nongsa dengan masing-masing 21 kasus. Seibeduk 15 kasus dan Batuampar serta Bengkong masing-masing 13 kasus DBD. Sedangkan Lubukbaja 10 kasus DBD.
"Tiga kecamatan lainnya yakni Belakangpadang, Galang dan Bulang belum ada kasus DBD ," tuturnya.
Upaya penanganan DBD terus dilakukan salah satunya dengan rutin melakukan fogging di tingkat lingkungan masyarakat.
Baca juga: Musim Hujan, Waspadai Penyakit Demam Berdarah, Ini 6 Cara Mudah Mencegahnya
Baca juga: Mitos Apa Fakta, Minum Jus Jambu Bisa Sembuhkan Demam Berdarah
Upaya pencegahan disamping mengajak masyarakat untuk melakukan gerakan hidup sehat juga pentinh dilakukan. Melalui 3 M plus, menguras, mengubur dan menutup ruang berkembangnya jentik nyamuk. Disamping itu diakukan upaya pencegahan dengan mengaktifkan kembali gerakan 1 rumah 1 jumantik, penyuluhan puskesmas kepada masyarakat serta larvasidasi.
"Termasuk juga fogging bila hasil penyelidikan epidemiologi puskesmas positif serta kordinasi lintas sektor," tuturnya.
Ia juga menyebutkan gejala dini DBD seperti panas badan mendadak tinggi 2-7 hari, nyeri belakang bola mata, nyeri kepala, mual, dan muntah.
"Sementara untuk tanda-tanda perdarahan seperti bercak merah pada lengan, mimisan, gusi berdarah, muntah darah, BAB berdarah serta adanya syok penderita," ucapnya.(TribunBatam.id/Febriyuanda/Bereslumbantobing)
Baca juga berita Tribun Batam lainnya di Google