BATAM, TRIBUNBATAM.id - Proyek pelebaran Right of Way atau ROW Jalan Trans Barelang, Kelurahan Tembesi, Kecamatan Sagulung, Kota Batam, Provinsi Kepri berdampak pada sejumlah rumah dan kios warga.
Perwakilan warga RW 03 di Kelurahan Tembesi, Anggiat Sinaga mengatakan, setidaknya 90 rumah akan digusur menyusul pembangunan proyek tersebut.
Dalam upaya penggusuran ini, pihaknya sudah dua kali mendapatkan surat peringatan dari Satpol PP, yakni di tanggal 4 Februari dan 4 Maret 2021.
"Tidak pernah ada upaya sosialisasi dari pemerintah.
Kami hanya diberikan surat peringatan," jelas Anggiat dalam Rapat Dengar Pendapat Umum (RDPU) gabungan di ruang rapat serbaguna DPRD Batam, Senin (15/3/2021).
Anggiat menambahkan, selama ini solusi yang diberikan pemerintah adalah merelokasi sejumlah warga terdampak ke rumah susun Tanjunguncang.
Meski demikian, solusi ini tidak disambut baik oleh warga masyarakat Kelurahan Tembesi ini.
Mereka justru menginginkan relokasi di tempat lain yang lebih dalam bentuk kaveling.
"Kalau kami ambil rusun, akan timbul masalah baru.
Kami punya anak-anak yang bersekolah di lingkungan Tembesi.
Selain itu, kami juga memohon agar bisa dipindahkan ke tanah kaveling agar bisa kembali membangun rumah kami," jelas Anggiat.
Direlokasi Tahun Ini
Pedagang Kaki Lima atau PKL di tepi jalan menuju Jembatan Barelang sebelumnya bakal direlokasi tahun ini.
Selain mereka, PKL di simpang Batu Besar hingga ke Polda Kepri juga ikut direlokasi.
Wali Kota Batam, Muhammad Rudi mengaku, setidaknya 400-an PKL di Batam yang akan direlokasi pada 2021 ini.
"Tahun ini jalan tersebut akan kami buka dan dilebarkan.
Baca juga: 35 Rumah Warga dan Lapak Pedagang Kaki Lima di Simpang Barelang Batam Digusur Maret Ini
Baca juga: SUDAH Terima SP2, Pedagang Kaki Lima Bakal Dipindah Sementara ke 117 Kios Barelang
Demi pembangunan infrastruktur di Kota Batam," ujar Rudi, Jumat (5/3/2021).
Ia berharap Warga Batam mendukung jalannya pembangunan ini.
Sehingga percepatan pembangunan infrastruktur di Kota Batam terlaksana.
"Ini juga demi kebaikan warga Kota Batam. Sehingga perekonomian bisa berjalan," katanya.
Sebanyak 15 ruas jalan di Batam akan dibangun sepanjang 2021 ini. Proses tender tengah berlangsung dan diperkirakan mulai pekerjaan awal April mendatang.
Wakil Wali Kota Amsakar Achmad mengatakan proyek pembangunan jalan itu dianggarkan oleh Pemko Batam, BP Batam dan Kementerian dengan total 15 ruas jalan.
Rinciannya, Pemko Batam dengan 6 ruas jalan, BP Batam 7 ruas jalan dan 2 merupakan proyek nasional.
"Proses sudah berlangsung, ini sedang proses pemenang. Insya Allah April pelaksanaan awal," ujar Amsakar.
Adapun rencana pembangunan tahun ini seperti pembangunan bundaran Simpang Barelang dan Simpang Basecamp.
Kemudian Pelebaran jalan di depan Perumahan Dutamas, Simpang Greenland dan Simpang Bengkong Golden Prawn.
Pembangunan tersebut bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) 2021.
Sementara, pembangunan yang bersumber dari BP Batam, seperti pengembangan Pelabuhan Batuampar serta jalan penghubungnya, dibangun secara bertahap sampai lima lajur hingga Simpang Kepri Mall.
Kemudian, peningkatan ruas jalan Simpang Seiharapan ke Pelabuhan Sekupang yang dilengkapi jogging track dan jalur sepeda yang direncanakan selesai akhir tahun 2022.
Selain itu, peningkatan jalan Ocarina yang menghubungkan Batam Center dan Bengkong. Di jalan ini juga dilengkapi jalur pesepeda.
Selanjutnya, pengembangan Rumah Sakit Badan Penggusahaan (RSBP) serta Taman kolam di depannya juga akan ditata.
Kemudian, untuk proyek anggaran nasional, pelebaran jalan dari Sei Harapan menuju Batuaji dan pelebaran jalan di Sei Beduk.
"Upaya kami untuk melakukan percepatan pembangunan, sehingga infrastruktur Batam lebih bagus lagi.
Hal ini tak menutup kemungkinan untuk membangkitkan roda perekonomian Batam," tegas Amsakar.
Proses pembangunan oleh Pemko Batam sempat terkendala pedagang kaki lima yang berjualan di pinggir jalan.
Namun tim terpadu telah bernegosiasi dengan sejumlah pedagang dan telah mendapatkan jalan keluar. Surat pemberitahuan untuk penertiban ruas jalan yang dipakai pun sudah dilayangkan.
"Pak asisten yang ditugasi telah melakukan pembicaraan dengan para pedagang.
Intinya ada relokasi atas penertiban tersebut, karena pertimbangan kami kondisi Covid ini," imbuh Amsakar.
Tak hanya terkait ruas jalan baru, Pemko Batam juga mendesak Pemrov Kepri melanjutkan pembangunan jalan dari Simpang Frangky hingga terowongan Pelita.
Sebab, kondisi jalan tersebut sudah cukup banyak dikeluhkan masyarakat.
"Saya dapat info beberapa waktu lalu ada yang jatuh karena kondisi jalan rusak.
Hal itu diduga karena pada bulan Desember lalu, intensitas hujan cukup tinggi, yang membuat jalan cepat rusak.
Tapi saat itu sudah ada penambalan. Namun kami tetap sampaikan agar proses pembangunan dilanjut," kata Amsakar Achmad.(TribunBatam.id/Roma Uly Sianturi)
Baca juga Berita Tribun Batam lainnya di Google