Myanmar Kembali Memanas, Aparat Tembaki Tim Medis yang Berunjuk Rasa

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ribuan Warga Myanmar, Kamis (4/3/2021) mengantar jenazah remaja 19 tahun Kyal Sin yang tewas ditembak militer dalam aksi di Mandalay, Maynmar Rabu (3/3/2021). Angel atau Kyal Sin adalah satu di antara puluhan orang yang tewas ditembak aparat.

TRIBUNBATAM.id, MANDALAY - Setelah tenang beberapa hari dengan aksi bisu para aktivis, Myanmar kini kembali memanas ketika aparat keamanan menembaki petugas medis yang menggelar demo di Kota Mandalay pada Kamis, (15/4/2021). 

BBC melaporkan bahwa para pekerja medis itu baru saja berkumpul pada pagi hari, tapi aparat keamanan langsung membubarkan mereka dengan tembakan. Tak hanya itu, mereka juga menahan sejumlah demonstran. 

Sejumlah media di lapangan tak dapat mengonfirmasi jumlah korban atau demonstran yang ditahan. Namun, media lokal, Khit Thit, melaporkan bahwa seorang pria tewas tertembak di kompleks masjid di dekat lokasi demo.  

Warga desa di dekat masjid itu mengatakan bahwa tentara tiba di daerah tersebut pada pagi hari dan mulai melepaskan tembakan. Menurut warga itu, pria tersebut terluka dan langsung dilarikan ke rumah sakit. 

"Tak ada demonstrasi di sini. Tentara hanya datang dan sepertinya mencari seseorang," ujar warga itu kepada BBC Myanmar. 

Ini merupakan insiden terbaru setelah Myanmar dianggap cukup kondusif setelah aktivis menggelar aksi bisu sejak awal pekan ini, tepatnya saat perayaan Tahun Baru Thingyan. 

Myanmar seharusnya merayakan tahun baru tersebut sepanjang pekan ini dengan berbagai ritual, termasuk membersihkan patung-patung Buddha. 

Namun, aktivis menyerukan pembatalan perayaan Thingyan dan mengajak masyarakat untuk menggelar aksi bisu. 

Baca juga: Kasus Penggumpalan Darah, Denmark Stop Penggunaan Vaksin AstraZeneca Sepenuhnya

Setelah seruan ini tersebar, mulai terlihat warga turun ke jalan mengenakan pakaian rapi yang biasa mereka pakai untuk Thingyan. 

Tanpa berkata-kata, mereka berunjuk rasa sambil membawa spanduk-spanduk bertuliskan slogan-slogan antikudeta. 

Para aktivis menyerukan agar warga terus menggelar aksi bisu ini hingga perayaan Thingyan berakhir pada Sabtu mendatang. 

Myanmar masih terus bergejolak sejak militer mengudeta pemerintah sipil pada 1 Februari lalu. Warga pun menggelar berbagai aksi demonstrasi yang kerap berujung ricuh. 

Lembaga pemantau melaporkan bahwa sejauh ini, setidaknya 715 orang tewas akibat bentrok para pengunjuk rasa dengan aparat sejak kudeta pecah. (*) 

Simak berita terbaru lainnya di Google News

Berita Tentang Kudeta Myanmar

Halaman
12

Berita Terkini