KKB PAPUA

TNI-Polri Tak Pernah Libatkan Warga Sipil Untuk Memata-matai Teroris KKB Papua

Editor: Eko Setiawan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

ILUSTRASI TNI dan KKB Papua

TRIBUNBATAM.id, JAKARTA - Teroris KKB Papua selalu menghembuskan isu kalau selama ini TNI-Polri melibatkan warga sipil untuk menjadi mata-mata.

Hal ini, membuat banyak masyarakat yang tewas dihabisi oleh Teroris KKB Papua.

Kasatgas Humas Nemangkawi Kombes Iqbal Alqudusy mengatakan, penyerangan masyarakat sipil oleh kelompok teroris KKB Papua kerap terjadi, dengan dalih korban sebagai mata-mata TNI-Polri.

"Isu penggunaan masyarakat sipil itu sering digunakan kelompok kriminal teroris bersenjata, saat mereka melakukan teror masyarakat sipil."

"Dengan dalil-dalil yang ditembak mereka mata-mata TNI-Polri maupun informan TNI-Polri," kata Iqbal kepada wartawan, Rabu (26/5/2021).

Baca juga: Teroris KKB Papua Semakin Terjepit, Hanya Bisa Lolos Jika Punya Nyawa Dobel

Baca juga: Digas Habis TNI-Polri, Pasukan KKB Papua Makin Terkepung & Makin Kurus Kelaparan

Padahal, menurut Iqbal, masyarakat sipil yang menjadi korban penyerangan sama sekali tak ada hubungannya dengan TNI-Polri.

Hal itu, katanya, menjadi dalih pembenaran penyerangan kepada masyarakat sipil.

"Bahkan mempropaganda korban adalah kalangan gembala/pendeta."

"Itu semua alasan pembenar mereka para teroris."

"Kami tegaskan di sini, TNI-Polri profesional dan tidak pernah melibatkan masyarakat sebagai mata-mata maupun Informan TNI Polri," tegasnya.

Ia menjelaskan, penegakan hukum di Papua justru selalu mengedepankan keselamatan masyarakat Papua.

Pihaknya selalu melakukan langkah pencegahan sebelum penindakan terhadap kelompok teroris KKB Papua.

"Tentu sebelum melakukan penindakan di suatu wilayah, pihak TNI-Polri terlebih dahulu mengimbau dan meminta masyarakat yang berada di wilayah tertentu, kami berikan pengawalan untuk turun berpindah tempat dahulu."

"Semua dilakukan antisipasi, sehingga ketika melakukan penindakan masyarakat sipil sudah terpisah dengan para pelaku teroris bersenjata tersebut," terangnya.

Kelompok bersenjata Papua menembak mati seorang guru di Distrik Beoga, Kamis (8/4/2021) pekan lalu.

OPM menuding guru yang ditembak adalah mata-mata TNI.

“Manajemen markas pusat KOMNAS TPNPB telah terima laporan bahwa guru Sekolah Dasar yang ditembak mati di Beoga itu adalah mata-mata TNI/Polri."

"Yang telah lama diidentifikasi oleh PIS TPNPB, oleh karena itu tidak ragu-ragu ditembak oleh pasukan TPNPB,” ujar Juru Bicara OPM Sebby Sembon melalui keterangan tertulis, Selasa (13/4/2021).

Menurutnya, semua orang Indonesia yang bertugas di wilayah Pegunungan Papua, banyak yang menjadi mata-mata pihak keamanan Indonesia.

“Kami perlu sampaikan kepada semua orang Indonesia yang bertugas di daerah perang di wilayah Pegunungan Papua."

"Bahwa PIS telah dan sedang identifikasi bahwa semua orang imigran yang bertugas di wilayah Pegunungan Tengah Papua, hampir kebanyakan anggota intelijen atau mata-mata TNI/Polri."

"Yang menyamar sebagai tukang bangunan, tukang sensor, guru, mantri, petugas distrik, dan lain-lain,” kata Sebby.

Untuk itu, katanya, bila bertugas di daerah perang, jangan menjadi mata-mata.

“Oleh karena itu kami mengimbau bahwa jangan menjadi mata-mata TNI/Polri, jika anda bertugas di daerah perang,” tegasnya.

Menurut laporan TPNPB Kodap VIII Intan Jaya pimpinan Gusby Waker, guru SD yang ditembak di Distrik Beoga Kabupaten Puncak adalah intelijen TNI-Polri.

“Gusby Waker melaporkan bahwa pasukannya menembak mati seorang guru di Beoga karena murni intelijen (mata-mata) TNI POLRI."

"Ini sesuai laporan PIS TPNPB Kodap VIII Intan Jaya,” ungkap Sebby.

TPNPB, katanya, tidak akan sembarang menembak bila tidak ada informasi mereka adalah mata-mata.

“Kami juga tidak sembarang tembak masyarakat Papua maupun non Papua."

"Kami sudah tahu kerja TNI POLRI selalu menggunakan tenaga masyarakat sipil maupun PNS atau apa pun statusnya."

"Sebagai mata-mata untuk melacak keberadaan kami, maka sikap kami jelas bahwa kami akan tembak karena mereka adalah musuh kami,” cetus Sebby.

Perjuangan OPM, katanya, akan terus berjalan sampai Papua Merdeka.

“Perjuangan kami bukan mencari makan dan minum, tetapi perjuangan kami adalah harga diri kami sebagai bangsa Papua Melanesia."

"Kami adalah pemilik tanah Papua, orangnya kulit hitam."

"Indonesia merebut dan membunuh kami, merampas harta dan kekayaan kami, kami TPNPB membela itu dan mau merdeka," paparnya.

TPNPB adalah Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat, organisasi sayap militer OPM, dan PIS adalah Papua Intelligence Service. (Igman Ibrahim)

Artikel ini telah tayang di WartaKotalive.com dengan judul Satgas Nemangkawi: TNI-Polri Tak Pernah Libatkan Masyarakat Jadi Mata-mata Atau Informan

Berita Terkini