Maka heranlah orang banyak, katanya, “Hal semacam itu belum pernah dilihat orang di Israel!” Tetapi orang berkata, “Dengan kuasa penghulu setan Ia mengusir setan.”
Demikianlah Yesus berkeliling ke semua kota dan desa; mengajar dalam rumah-rumah ibadat dan mewartakan Injil Kerajaan Surga serta melenyapkan segala penyakit dan kelemahan. Melihat orang banyak itu tergeraklah hati Yesus oleh belas kasih kepada mereka, karena mereka lelah dan terlantar seperti domba yang tidak bergembala.
Maka kata Yesus kepada murid-murid-Nya, “Tuaian memang banyak, tetapi sedikitlah pekerjanya.
Karena itu mintalah kepada tuan yang empunya tuaian, supaya ia mengirimkan pekerja-pekerja untuk tuaian itu.”
Demikianlah Injil Tuhan.
Terpujilah Kristus.
Baca juga: DOA, Bacaan dan Renungan Harian Katolik Kamis, 22 April 2021: Yesus Adalah Roti Hidup
Renungan
‘Tuhan Tidak Pernah Kalah’
Ketika mendalami Filsafat Ketuhanan pada semester 4 Sekolah Tinggi Filsafat Katolik, seorang filosof pernah tidak percaya Tuhan.
Dia lalu tidak pernah berdoa, bergabung dengan sesama frater dan iman dalam ibadah komunitas.
Sebab, dia berpikir, dengan berdoa, dia tidak memahami filsafat lebih jernih. Berdoa juga tidak akan membuat nilai ujian semesternya lebih bagus.
Namun, ketika menghabiskan masa kuliahnya, sang filosof mengalami satu situasi batas: ibunya meninggal dunia.
Di situlah dia merasakan betapa pegangan hidupnya di dunia ini diambil begitu saja. Orang yang menopangnya selama ini tidak lagi berada di sampingnya untuk selamanya.
Lalu bagaimana dia harus mempersembahkan orang kesayangannya ini setelah kematian menjemputnya?
Sang filosof kemudian berpikir tentang Tuhan; dia mulai merasa Tuhanlah satu-satunya tumpuan yang kepadanya dia harus menyerahkan jiwa ibunya.