CORONA KEPRI

Kondisi Nagoya Hill Batam saat PPKM Level 3, 'Semoga Semua Kembali Normal'

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Suasana pengunjung di Nagoya Hill Mall, Rabu (11/8/2021).

BATAM, TRIBUNBATAM.id - Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat atau PPKM level 3 di Kepri berakhir hari ini, Senin (6/9/2021).

Kondisi ini berlaku pula di Kota Batam.

Ini dipertegas dengan Instruksi Mendagri atau Inmendagri Nomor 37 Tahun 2021 hingga 6 September 2021.

Pada PPKM level 3 ini, pusat perbelanjaan diberi kelonggaran untuk beraktivitas dalam berusaha.

Pantauan TribunBatam.id di Nagoya Hill Mall, suasananya tampak ramai dikunjungi Warga Batam.

Suasana ini sama dengan hari-hari sebelumnya.

Salah seorang penjual tas di Nagoya Hill Mall Batam, Anto mengatakan hingga kini suasana mall masih seperti hari-hari sebelumnya.

"Sama aja bang, tidak ada tanda-tanda kenaikan pengunjung ke mall.

Paling hari Sabtu dan Minggu saja yang agak ramai," ungkap pria 34 tahun itu kepada TribunBatam.id.

Ia berharap semoga situasi ini cepat berlalu sehingga ekonomi Batam kembali normal seperti dulu lagi.

DATA BPS Batam

Badan Pusat Statistik atau BPS Batam sebelumnya mencatat deflasi 0,44 persen pada pada Agustus 2021.

Ini artinya terjadi penurunan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 105,47 pada Juli 2021 menjadi 105,01 pada Agustus 2021.

Tingkat inflasi tahun kalender (Januari– Agustus) 2021 sebesar 0,32 persen.

Serta tingkat inflasi tahun ke tahun (Agustus 2021 terhadap Agustus 2020) sebesar 1,71 persen.

Dari 24 kota IHK di Sumatra, 5 kota tercatat mengalami inflasi dan 19 kota mengalami deflasi.

Inflasi tertinggi terjadi di Kota Tanjung Pandan sebesar 0,28 persen dan inflasi terendah terjadi di Kota Sibolga sebesar 0,05 persen.

Baca juga: Brand Busana Si.Se.Sa Hadir di Nagoya Hill Mall Batam, Tawarkan Konsep Ready to Wear

Baca juga: Batam PPKM Level 3, Grand Batam Mall dan Nagoya Hill Mulai Ramai Pengunjung Lagi

Kondisi Nagoya Hill Mall Batam, Senin (6/9/2021). (TribunBatam.id/Ronnye Lodo Laleng)

Deflasi tertinggi terjadi di Kota Bandar Lampung sebesar 0,53 persen dan deflasi terendah terjadi di Kota Meulaboh sebesar 0,03 persen.

Secara sederhana, deflasi terjadi ketika penurunan harga-harga barang dan jasa secara terus menerus dalam jangka waktu tertentu.

"Kota Batam dan Kota Tanjungpinang masing-masing menduduki peringkat ke-2 dan ke-5 dari 19 kota yang mengalami deflasi di Sumatra," ucap Kepala BPS Batam, Rahmad Iswanto dalam keterangan yang diterima TribunBatam.id, Kamis (2/9/2021).

Bila dilihat dari 90 kota IHK, tercatat 34 kota mengalami inflasi dan 56 kota mengalami deflasi.

Inflasi tertinggi terjadi di Kota Kendari sebesar 0,62 persen dan inflasi terendah terjadi di Kota Tanjung sebesar 0,01 persen.

Sedangkan deflasi tertinggi terjadi di Kota Sorong sebesar 1,04 persen dan deflasi terendah terjadi di Kota Meulaboh, Sukabumi dan Timika sebesar 0,03 persen.

"Kota Batam dan Kota Tanjungpinang masing-masing menduduki peringkat ke-9 dan ke-16 dari 56 kota yang mengalami deflasi se-Indonesia," paparnya.

Dari 370 komoditas yang menyusun inflasi Kota Batam, 89 komoditas mengalami kenaikan harga dan 55 komoditas mengalami penurunan harga.

"Inflasi di bulan Agustus 2021 terjadi karena adanya penurunan harga yang ditunjukkan oleh turunnya indeks kelompok pengeluaran.

Yaitu kelompok makanan, minuman dan tembakau turun sebesar 1,36 persen, kelompok transportasi sebesar 0,83 persen, dan kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 0,19 persen," ungkapnya.

Kelompok pengeluaran yang mengalami inflasi, yaitu kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 0,38 persen, kelompok pendidikan sebesar 0,36 persen.

Baca juga: CURHAT Pedagang di Nagoya Hill Batam Setelah Mal Tutup Cepat, Mia : Cari Rp 10.000 Aja Susah

Baca juga: Sociolla Products Will Be Available at Matahari Department Store Nagoya Hill Batam

Kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 0,32 persen, kelompok kesehatan sebesar 0,18 persen, kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran sebesar 0,06 persen serta kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga sebesar 0,02 persen.

Sementara kelompok pengeluaran yang tidak mengalami perubahan, yaitu kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan dan kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya atau relatif stabil.

Makanan, Minuman dan Tembakau, kelompok ini pada Agustus 2021 mengalami deflasi sebesar 1,36 persen, atau terjadi penurunan indeks dari 111,24 pada Juli 2021 menjadi 109,73 pada Agustus 2021.

Dari empat subkelompok pada kelompok ini, dua subkelompok mengalami deflasi dan dua subkelompok mengalami inflasi.

Subkelompok yang mengalami deflasi, yaitu subkelompok makanan sebesar 1,83 persen dan subkelompok minuman beralkohol sebesar 0,06 persen.

Subkelompok yang mengalami inflasi, yaitu subkelompok rokok dan tembakau sebesar 0,75 persen dan subkelompok minuman yang tidak beralkohol sebesar 0,02 persen.

Kelompok ini pada Agustus 2021 memberikan andil/sumbangan deflasi sebesar 0,3963 persen.

Komoditas yang dominan memberikan andil atau sumbangan deflasi, yaitu daging ayam ras, bayam, cabai merah, kangkung dan sawi hijau.

PPKM MIKRO BATAM - Pengunjung sedang berada di salah satu gerai pusat perbelanjaan, Selasa (6/7/2021). (TribunBatam.id/Ronnye Lodo Laleng)

Sedangkan komoditas yang memberikan andil atau sumbangan inflasi yaitu bawang merah, bawang putih, rokok kretek filter, ikan tongkol atau ikan ambu-ambu dan ikan mujair

Kelompok ini pada Agustus 2021 mengalami inflasi sebesar 0,32 persen, atau terjadi kenaikan indeks dari 104,71 pada Juli 2021 menjadi 105,04 pada Agustus 2021.

Dari dua subkelompok pada kelompok ini, satu subkelompok mengalami inflasi dan satu subkelompok tidak mengalami perubahan.

Subkelompok yang mengalami inflasi, yaitu subkelompok pakaian sebesar 0,39 persen. Sementara subkelompok yang tidak mengalami perubahan, yaitu subkelompok alas kaki.

Kelompok ini pada Agustus 2021 memberikan andil atau sumbangan inflasi sebesar 0,0176 persen.

Komoditas yang dominan memberikan andil atau sumbangan inflasi, yaitu celana panjang jeans wanita sebesar 0,01 persen.

Sedangkan Perumahan, Air, Listrik, dan Bahan Bakar Rumah Tangga kelompok ini pada Agustus 2021 mengalami inflasi sebesar 0,02 persen.

Atau terjadi kenaikan indeks dari 100,86 pada Juli 2021 menjadi 100,88 pada Agustus 2021.

Dari empat subkelompok pada kelompok ini, satu subkelompok mengalami inflasi dan tiga subkelompok tidak mengalami perubahan.

Subkelompok yang mengalami inflasi, yaitu subkelompok pemeliharaan, perbaikan, dan keamanan tempat tinggal atau perumahan sebesar 0,08 persen.

Sementara subkelompok yang tidak mengalami perubahan, yaitu subkelompok sewa dan kontrak rumah, subkelompok penyediaan air dan layanan perumahan lainnya dan subkelompok listrik dan bahan bakar rumah tangga.

Kelompok ini pada Agustus 2021 memberikan andil/sumbangan inflasi sebesar 0,0035 persen. Komoditas yang dominan memberikan andil/sumbangan inflasi, yaitu cat tembok sebesar 0,0021 persen.

Sedangkan Perlengkapan, Peralatan, dan Pemeliharaan Rutin Rumah Tangga.

Kelompok ini pada Agustus 2021 mengalami deflasi sebesar 0,19 persen, atau terjadi penurunan indeks dari 103,97 pada Juli 2021 menjadi 103,77 pada Agustus 2021.

Dari enam subkelompok pada kelompok ini, satu subkelompok mengalami deflasi dan lima subkelompok mengalami inflasi.

Subkelompok yang mengalami deflasi, yaitu subkelompok barang dan layanan untuk pemeliharaan rumah tangga rutin sebesar 0,41 persen.

Subkelompok yang mengalami inflasi, yaitu subkelompok peralatan dan perlengkapan perumahan dan kebun sebesar 0,22 persen, dan subkelompok peralatan rumah tangga sebesar 0,02 persen.

Kelompok ini pada Agustus 2021 memberikan andil/sumbangan deflasi sebesar 0,0095 persen.

Komoditas yang dominan memberikan andil/sumbangan deflasi, yaitu sabun detergen bubuk/cair sebesar 0,01 persen.(TRIBUNBATAM.id/ Ronnye Lodo Laleng/Rebekha Ashari Diana Putri)

Baca juga Berita Tribun Batam lainnya di Google

Berita Tentang Corona Kepri

Berita Terkini