"Untuk pengadaan Molnupiravir dari Merck maupun obat dari Pfizer, atas arahan Pak Menko kita lakukan dua strategi."
"Strategi jangka pendek kita ingin datangkan cepat ini, (yakni) impor (obat) dulu agar sebelumnya Nataru sudah ada stoknya."
"Sehingga kalau terjadi (lonjakan) di Nataru, kita sudah siap obatnya," teran Menkes.
Sementara itu, jangka menengahnya, pemerintah akan membangun pabrik di Indonesia dengan kerjasama dari perusahaan produsen obat tersebut.
"Soal siapa yang akan kita pilih nantinya (perusahaan produsen) adalah dia harus memberikan komitmen agar dia bangun pabrik di Indonesia."
"Jadi jangka menengah, kita akan memilih nanti perusahaan-perusahaan yang kita impor obat, dan (mereka harus memiliki) komitmen untuk (membangun) pabrik di Indonesi," tambah Budi.
Baik itu pembangunannya dilakukan langsung oleh perusahaan tersebut, maupun dapat bekerjasama dengan sistem sharing dengan perusahaan BUMN atau swasta di Indonesia.
"Yang penting dia (perusahaan produsen obat) bangun pabriknya di Indonesia," kata Menkes Budi.
Dengan demikian, kata Budi, ketahanan dari obat-obatan ini bisa segera tercipta.
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Ingin Kurangi Impor Obat Covid Molnupiravir, Luhut: Kita Upayakan Bangun Pabriknya di Dalam Negeri