TRIBUNBATAM.id - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada 26 November 2021 lalu mengatakan, mutasi Omicron yang berasal dari Covid-19 sebagai varian yang perlu diwaspadai.
Banyak laporan menyebutkan, bahwa kemungkinan varian Omicron menyebar lebih mudah daripada Covid-19.
Tetapi para ahli belum tahu apakah itu lebih menular daripada varian lain seperti Delta yang sangat berbahaya.
Salah satu studi menunjukkan, masa inkubasi Omicron berkisar dari 0 hingga 8 hari, dengan rata-rata 3 hari.
Para ahli pertama kali menemukan varian ini pada spesimen dari Botswana pada awal November 2021 lalu.
Para peneliti percaya, setiap orang yang terinfeksi Omicron dapat menyebarkan virus, terlepas dari status atau gejala vaksinasi mereka.
Dalam studi awal TheBritish Medical Journal (The BMJ) menemukan, bahwa gejala seperti pilek biasa terjadi pada mereka yang menderita Omicron.
Baca juga: Anak Irwansyah dan Zaskia Sungkar Positiv Covid-19 Varian Omicron, Begini Gejalanya Pada Anak
Baca juga: Satgas Covid-19 Kepri Sebut Puncak Omicron Mei 2022, Bukan Hari Besarnya yang Salah
The BMJ melaporkan bahwa lima gejala teratas yang terkait dengan varian tersebut adalah:
1. Pilek
2. Sakit kepala
3. Kelelahan ringan atau berat
4. Sakit tenggorokan
5. Bersin
Tetapi gejala Covid-19 umum lainnya, seperti batuk, demam dan kehilangan penciuman atau perasa, masih merupakan tanda penting yang harus diwaspadai dengan varian Omicron.
Pakar WHO mengatakan tidak ada data yang menunjukkan Omicron tidak memiliki gejala yang jauh berbeda dengan Covid-19.
Seberapa parah Omicron?
Para ahli belum mengetahui apakah Omicron menyebabkan penyakit yang lebih parah dibandingkan varian sebelumnya.
Kasus pertama yang dilaporkan berasal dari mahasiswa yang lebih muda dan cenderung memiliki gejala ringan.
Baca juga: BEGINI Cara Menentukan Apakah Pasien Omicron Wajib Isolasi di RS Atau Boleh di Rumah
Baca juga: 19 Pasien Covid-19 di Batam Terkonfirmasi Positif Omicron, Pasien Baru Tambah 62 Orang
Tetapi para peneliti membutuhkan lebih banyak data untuk memahami bagaimana Omicron mempengaruhi kelompok orang yang berbeda.
Hal ini terutama berlaku untuk kasus infeksi ulang atau kasus terobosan pada orang yang divaksinasi lengkap.
Satu studi awal telah menemukan bahwa infeksi sebelumnya hanya memberikan tingkat perlindungan 19 persen.
Ini menempatkan kemungkinan terinfeksi ulang hampir 5½ kali lebih tinggi dengan varian ini dibandingkan dengan varian Delta.
Penting untuk diingat bahwa bahkan kasus Covid-19 yang relatif ringan dapat menyebabkan "covid jarak jauh": gejala yang berlangsung berpekan-pekan atau berbulan-bulan setelah penyakit pertama berlalu.
Bagaimana dokter mendiagnosis Omicron?
Untuk mengetahui apakah kamu memiliki virus Omicron, kamu harus melakukan tes Covid-19.
Baca juga: Mengapa Covid-19 Varian Omicron Banyak di Batam? Ketua IDI Kepri Ungkap Analisanya
Baca juga: Omicron Mengamuk, Beda Gejala Covid dan Flu, Ini 7 Tanda Seseorang Terjangkit Varian Baru
Kamu dapat mengakses tes di rumah atau menemui dokter untuk mendapatkannya.
Jika dites hasilnya positif, pengujian lebih lanjut diperlukan untuk mengetahui apakah kasus kamu disebabkan oleh varian Omicron.
Dikurip dari laman sonora.id, proses ini membutuhkan waktu yang lama dan biaya yang mahal.
Para ahli biasanya tidak melakukannya untuk setiap kasus positif Covid-19.
Pengujian juga dilakukan secara anonim untuk melindungi privasi orang, sehingga Kamu tidak akan mendapatkan informasi tersebut secara detail.
.
.
.
(*/ TRIBUNBATAM.id)