TRIBUNBATAM.id - Proyek Jembatan Batam-Bintan dilirik negara K-Pop, Korea Selatan.
Mereka tertarik untuk mendanai proyek jembatan yang menghubungkan dua pulau di Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) itu.
Melalui skema Kerja sama Badan Usaha dan Pemerintah (KPBU).
Dalam pertemuan antara Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) dengan Minister for Land, Infrastructure and Transport (MOLIT), Senin (21/3/2022) dibahas peningkatan kerja sama pada bidang infrastruktur.
Pembangunan jembatan dengan panjang mencapai 14,76 kilometer ini diproyeksikan menghabiskan dana Rp 4,3 triliun.
Jembatan ini menghubungkan dari titik di kawasan Kabil, Batam menuju lintas barat Bintan.
Baca juga: Dapat Kepastian, Gubernur Kepri Gesa Pembebasan Lahan untuk Jembatan Batam Bintan
Baca juga: Ketua MPR RI Bocorkan Progres Proyek Jembatan Batam Bintan di Kepri
"Meskipun di tengah pandemi covid-19 dan ada beberapa program yang pelaksanaannya bergeser, kami harap kerja sama ini tetap bisa terlaksana dengan baik," ujar Wakil Menteri PUPR John Wempi Wetipo dalam keterangan pers seperti dilansir Kompas.com.
Menurut dia, kini status Jembatan Batam-Bintan dalam tahap studi kelayakan, pembebasan lahan, izin lingkungan, penyiapan dokumen lelang dan penyampaian readiness criteria kepada Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT).
"Target penyelesaian pekerjaan tersebut Maret 2022," imbuhnya.
Jembatan Batam-Bintan merupakan proyek jembatan bentang panjang dengan teknologi cable stayed dan nantinya akan menjadi jalan tol.
Rencana pendanaan proyek terdiri dari dua skema, yakni dukungan pemerintah melalui loan dan KPBU dengan model Minimum Revenue Guarantee (MRG).
Sementara Wakil Menteri MOLIT Yun Seong-won menyampaikan bahwa Indonesia dengan Korea Selatan memiliki kemiripan kondisi geografis, yakni negara kepulauan.
Mereka juga menyebut telah memiliki pengalaman membangun jembatan di atas laut dengan sukses dan memiliki teknologi memadai di bidang jembatan.
"Untuk itu, kami berharap bisa ikut berpartisipasi dalam pembangunan Jembatan Batam-Bintan ini," imbuhnya.
Pemerintah Korea Selatan berharap dapat ikut berpartisipasi dalam pembangunan Jembatan Batam-Bintan ini melalui skema KPBU.
Baca juga: Jembatan Batam Bintan, Rakyat Kepri Membeli Mimpi untuk Indonesia
Baca juga: Update Jembatan Batam Bintan, Ansar Silaturahmi dengan Warga yang Lahannya Terdampak
"Setelah kami pelajari, KPBU dengan model MRG kurang lebih sama seperti skema yang kami tawarkan yakni Availability Payment," tambah Wamen Yun Seong-won.
Korea Selatan telah menyampaikan minat turut serta dalam pembangunan Jembatan Batam-Bintan untuk mendanai komponen cable stayed dengan skema KPBU.
Yakni dengan mengirimkan surat melalui Korean Exim Bank (KEXIM) kepada Menteri PUPR Basuki Hadimuljono pada 22 September 2021 lalu.
Adapun dalam pertemuan ini, sebenarnya terdapat tiga agenda pembahasan.
Pertama, pembahasan pembangunan Jembatan Batam-Bintan.
Kedua, pembentukan rencana dasar dan feasibility study (FS) untuk perumahan Aparatur Sipil Negara (ASN) di Ibu Kota Negara (IKN).
Terakhir, pembahasan perpanjangan Memorandum of Understanding (MoU) bantuan teknis Korea Selatan untuk perpindahan ibu kota.
Gubernur Kepri: 17 Investor Tertarik
Gubernur Kepulauan Riau (Kepri), Ansar Ahmad sebelumnya mengakui proses pembangunan Jembatan Batam-Bintan masih panjang.
Saat ini, tahapan yang sedang dilakukan masih pada penyiapan dokumen yang dibutuhkan.
Sebelumnya, public contest untuk pengerjaan Jembatan Babin ini telah dibuka dan ada sekitar 17 investor yang berminat.
Baca juga: JEMBATAN Batam-Bintan Diprediksi Mulai Dibangun Juni 2022, Sudah 17 Investor Tertarik
Baca juga: Gubernur Beberkan Mesin Ekonomi Kepri, Komisi V DPR RI Dukung Jembatan Batam Bintan
"Ini prosesnya masih panjang, persiapan dokumennya terus. Kalau mulainya, saya kira pertengahan tahun depan, Juni 2022 lah," ujar Ansar, Senin (15/11/2021).
Ansar menyebutkan desain Jembatan Babin telah selesai dirancang dengan melalui konsultasi bersama Pemerintah Pusat.
Panjang jembatan ini dihitung bisa mencapai 14,76 kilometer dan menghubungkan dari titik di kawasan Kabil, Batam menuju lintas barat Bintan.
"Desainnya sudah selesai. Dananya kalau tak salah Rp 4,3 triliun itu menggunakan loan, dan untuk pengajuan loan itu perlu dokumen yang lengkap," ujar Ansar.
Menurutnya, pembangunan Jembatan Babin ini juga nantinya akan mendorong pembangunan jalan tol di sekitar wilayah Batam, Bintan, hingga Tanjungpinang.
Dari sisi Pemerintah Daerah sendiri, porsi pekerjaannya yaitu dalam hal pembebasan lahan, survei kedalaman, dan desain jembatan dibantu Kementerian PUPR.
Baca juga: Desember Syarat Administrasi Masuk Pusat, Kepri Siap Sambut Jembatan Batam - Bintan
Baca juga: Wali Kota Muhammad Rudi Soal Jembatan Batam Bintan: Masih Revisi Desain
Pihaknya merencanakan, jalan tol dapat dibangun dari kawasan Batuampar ke Mukakuning melewati Bandara Hang Nadim Batam, masuk ke Kabil dan tersambung ke jembatan.
Setelah itu, dari jembatan masuk ke lintas barat Bintan dari Busung, ke kawasan Lagoi kemudian Tanjungpinang.
Pembangunan ini diharapkan dapat mempermudah aksesibilitas antar pulau sehingga tiga wilayah di Kepri tersebut, Batam, Bintan dan Tanjungpinang dapat mempercepat pembangunannya.
"Jadi mudah-mudahan jika lancar ke depannya wilayah ini bisa disatukan. Saya kira itu bisa mengangkat indeks infrastruktur kita dan mempercepat investasi di Kepri," tambah Ansar Ahmad.(TribunBatam.id/Hening Sekar Utami) (Kompas.com/Muhdany Yusuf Laksono)
Baca juga Berita Tribun Batam lainnya di Google
Berita Tentang Jembatan Batam-Bintan
Sumber: Kompas.com