LINGGA, TRIBUNBATAM.id - Pulau Mepar di Kabupaten Lingga, Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) saat ini masih minim sarana pendukung sebagai wisata sejarah.
Meski letaknya tepat bersebrangan di depan Ibukota Daik, namun pulau yang masuk 300 besar penghargaan Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) ini belum dialiri listrik 24 jam.
"Listrik di Pulau Mepar itu hanya 14 jam, mulai pukul 17.00 WIB nyala dan mati lagi pukul 07.00 WIB," kata Kepala Desa Mepar, Handoyo kepada tribunbatam.id, Minggu (2/10/2022).
Sementara kawasan Tanjung Buton yang masuk Desa Mepar sudah dialiri listrik seharian penuh.
"Pulau wisata aja yang belum 24 jam," ujarnya lagi.
Handoyo berharap adanya dukungan pemerintah daerah, untuk memajukan Pulau Mepar sebagai wisata sejarah di Lingga, agar bisa dialiri listrik 24 jam.
Hal itu menurutnya sebagai pendukung sarana wisata, ketika para wisatawan berkunjung ke pulau bekas benteng pertahanan kerajaan Riau-Lingga ini.
Meski akses sinyal memadai, Handoyo menuturkan aliran listrik di siang hari menjadi pendukung yang penting dalam menunjang kemajuan wisata daerahnya.
Baca juga: DEMI Nonton Balap Motor Gratis di Dabo Singkep Lingga, Sejumlah Warga Rela Panjat Pagar
"Mepar juga letaknya dekat dari Daik, jadi para pengunjung juga sering mampir ke Pulau Mepar. Listrik kalau siang udah padam, jadi ya kurang lah sara pendukung bagi wisatawan," kata dia.
Diketahui Pulau Mepar sendiri memiliki kisah lampau yang menjadi catatan sejarah kerajaan Riau-Lingga, hingga kearifan lokalnya yang masih terjaga.
Pulau Mepar dulunya merupakan benteng pertahanan.
Ada empat benteng yang terkenal dan berada di bukit Pulau Mepar, yakni Benteng Lekok, Benteng Hilir, Benteng Tanjung Segi Tiga, dan Benteng Tengah.
Potensi ini lah yang menurut Handoyo wajib didukung oleh Pemerintah Daerah, untuk aliran listrik yang maksimal. (TRIBUNBATAM.id/Febriyuanda)