KESEHATAN
Mengenal Teknik Pernapasan 4-7-8 agar Tidur Berkualitas dan Pikiran Rileks
Teknik pernapasan 4-7-8 ini bisa dilakukan sebelum tidur malam, sekaligus bisa merilekskan tubuh dan pikiran dari banyak masalah
TRIBUNBATAM.id - Tidur adalah aktivitas wajib yang harus dilakukan setiap orang saban hari.
Kualitas tidur akan menentukan seperti apa perasaan seseorang menjalani harinya.
Beberapa orang mengalami masalah sulit tidur hingga sering terjaga saat larut malam.
Ada beberapa car untuk menangani masalah sulit tidur, salah satunya engan teknik pernapasan 4-7-8.
Teknik pernapasan 4-7-8 ini bisa dilakukan sebelum tidur malam, sekaligus bisa merilekskan tubuh dan pikiran.
Sesuai namanya, teknik ini dilakukan dengan mengambil napas dalam-dalam dan mengeluarkannya dalam ritme tertentu.
Cukup ambil napas empat detik, tahan napas tujuh detik dan lanjutkan mengembuskannya selama delapan detik.
Namun, keluarkan suara seperti mendesis ketika mengembuskan napas dengan menempatkan lidah di belakang gigi depan.
Teknik pernapasan 4-7-8 sebaiknya dilakukan sebanyak empat kali pengulangan untuk mendapatkan perasaan yang lebih tenang.
Baca juga: Bikin Keriput, Inilah 4 Dampak Kurang Tidur pada Kesehatan Kulitmu
Baca juga: Stop Kebiasaan Tidur Dekat HP, Ini Bahaya yang Mengintai Kata Ahli dan WHO
Selain dilakukan sebelum tidur, teknik pernapasan tersebut dapat dilatih ketika pagi setelah bangun tidur atau siang hari untuk merilekskan tubuh dan pikiran.
Teknik pernapasan 4-7-8 juga bisa dibilang fleksibel karena bisa dilakukan dalam posisi berdiri, berbaring atau duduk.
Apabila memilih untuk duduk, posisi yang terbaik adalah duduk dengan tegak dan kedua kaki menumpu di lantai.
Apabila teknik pernapasan 4-7-8 rutin dijalani maka pikiran dan tubuh yang rileks serta tidur yang nyenyak berkontribusi pada kesehatan yang lebih baik.
Pasalnya, tidur yang buruk dikaitkan dengan sejumlah masalah kesehatan, mulai dari penyakit jantung hingga depresi.
Teknik pernapasan tersebut diperkenalkan oleh profesor asal Fakultas Kedokteran University of Arizona, Andrew Weil, MD, pada tahun 1980.