TRIBUNBATAM.id - Roby Kurniawan resmi dilantik jadi Bupati Bintan definitif, Senin (3/10) lalu. Ia menjadi kepala daerah termuda dalam sejarah Kepri, berusia 29 tahun. Karena itu, julukan “pemimpin muda” atau “nahkoda muda” pun sering dilekatkan kepadanya.
Pimpinan Redaksi Tribun Batam, Musyafi berkesempatan berbincang dengan Roby di sela-sela hembusan angin laut di pelataran Hotel Natra, kawasan wisata Lagoi yang indah di Bintan. Tentu saja pembicaraan tersebut terkait visi dan program yang akan dilakukannya di kabupaten yang indah dan jadi salah satu lumbung investasi nasional di masa depan. Selain sektor wisata, industri juga akan menjadi andalan Bintan ke depan setelah kehadiran KEK Galang Batang yang menyerap investasi puluhan triliunan rupiah tersebut. Wawancara lengkap bisa Anda saksikan di Facebook atau Youtube Tribun Batam atau mengunduh QR Code yang kami sematkan di artikel ini. Berikut petikannya:
Dilantik oleh Pak Ansar (Gebernur Kepri) yang kebetulan ayah sendiri itu gimana rasanya?
Pertama kita pasti agak grogi dan juga merasa berat. Soalnya selain berjanji kepada Allah SWT, kita berjanji di depan masyarakat dan juga di depan orangtua sendiri. Jadi kita harus menjaga nama baik sendiri dan orangtua kita.
Sebagai Bupati yang relatif masih muda, banyak orang yang mungkin berpikiran nggak punya pengalaman dan seterusnya. Tapi saya yakin mas Roby punya visi besar untuk membangun Bintan lebih baik?
Kita menyadari, sebagai anak muda, pasti kalau ditanya, bisa tidak memimpin 159 ribu jiwa dan daerah yang luar biasa potensinya. Ya, semua pasti menanyakan seperti itu, tapi biarlah waktu nanti yang menjawab.
Kita ke depan akan membentuk sebuah super team. Seperti potensi-potensi yang ada kita gali terus, terutama potensi pariwisata. Kemarin kita dua tahun dilanda pandemi, sekarang insyaallah menuju endemi, sudah mulai restart kembali dan mudah-mudahan pariwisata bisa maju lagi.
Kemudian, industri juga, alhamdulilah juga sudah bertambah. Selama saya memimpin sebagai Plt Bupati Bintan bertambah Rp 4,4 triliun investasi di KEK Galang Batang. Selain pariwisata dan industri, kita juga akan tingkatkan pelayanan kepada masyarakat. Baik itu pendidikan, kesehatan, itu semua kita bahas satu persatu untuk kita urai masalahnya.
Baca juga: Bersama 50 Pemimpin Man of Action, Roby Diundang Hadiri World Cities Summit 2022 di Singapura
Super team itu kerjanya apa saja?
Kita terus mengupayakan, misalnya, ada setiap permasalahan atau ada investor yang datang.
Saya biasakan melibatkan FKPD dan seluruh stakeholder. Yuk, kita jamin bahwa ketika investasi datang ke Bintan. Bintan ini aman, tidak ada yang ganggu-ganggu, tidak ada yang --mohon maaf-- misalnya ada menyatakan pungli atau diperlambat. Nah, makanya kita harus selalu berkoordinasi. Kemudian juga kemarin ada permasalahan seperti di rumah sakit. Antrean begitu panjang, saya datang bersama Sekda Bintan dan beberapa OPD. Kita datang dan langsung bahas. Kita urai masalahnya apa. Seminggu harus selesai. Jadi memang kita harus banyak dan biasakan berkomunikasi.
Sebab super team yang hebat itu, misalnya begini, ketika investasi akan masuk ke Bintan. Investor itu tidak perlu ketemu saya dulu, langsung saja ke Dinas PTSP Bintan. Kalau memang mereka butuh jaminan, baru ketemu kita. Tapi yang jelas kita sudah selalu sampaikan kalau ada OPD-OPD yang ketika investasi masuk atau pengurusan apapun ada pungli langsung saya ganti. Sebab kalau investasi tidak masuk, tidak mungkin kita bisa mengurai pengangguran.
Ada jaminan kemudahan bagi investor. Kira-kira apa upaya untuk itu?
Jadi begini, kita ini kan punya tiga wilayah. Satu kita ditetapkan sebagai kawasan FTZ. Namun, kita masih belum seluruhnya masuk FTZ. Kemudian ada kawasan pariwisata Lagoi, kawasan industri lobam, dan kawasan KEK Galang Batang.
Kita beberapa kali sempat berdiskusi dengan Pemerintah Pusat, bahwa kita ingin mendorong percepatan investasi. Kita minta FTZ secara menyeluruh. Karena kemarin kita sempat kedatangan investor dari Port of Rotterdam, Belanda. Kita sedikit terkendala karena mereka butuh lahan 2000 hektare. Lahannya sebagian masuk kawasan FTZ, sebagian tidak. Kalau beda perlakuan, pasti investor tidak mau. Inilah yang kita upayakan terus. Kemudian nanti, insya Allah dalam waktu dekat dari Nurinco Group dari China.
Port of Rotterdam itu mau bangun apa?
Mereka akan membangun pelabuhan bongkar muat masuk yang terbesar di Asia, bisa menghasilkan miliaran dolar AS, karena mereka khusus di bidang pelabuhan bongkar muat. Kemarin saya sudah berdikusi dengan BP Bintan karena FTZ memang di bawah naungan BP Bintan. Jadi kita selalu bersinergi juga dengan BP Bintan, dengan seluruh pihak pengelola kawasan, kemudian dengan seluruh FKPD
Upaya untuk menjadikan FTZ menyeluruh sudah sampai dimana?
Sudah sangat-sangat jauh, dari dulu zaman Pak Ansar Bupati Bintan, kemudian lanjut Pak Apri (Sujadi). Sampai hari ini terus kita upayakan. Kita sebenarnya sudah sampai tahap maksimal, karena setiap Presiden kunjungan ke Bintan kita sampaikan juga, juga ke Menko Perekonomian. Saat ini kita masih terus berkordinasi ke Pusat.
Respon pusat bagaimana?
Jawabannya akan mengusahakan. Tapi memang tidak mudah karena ada regulasi yang harus diubah, termasuk UU (FTZ). Selain itu, kalau ini menyeluruh, otomatis mereka juga harus menyiapkan anggaran tambahan.
Kawasan Industri Lobam perkembangannya seperti apa?
Kawasan Industri Lobam hingga saat ini sudah luar biasa. Tahun 2018-2019 sempat menurun drastis. Semenjak pandemi, di sana ada Halal Food. Selama pandemi naik drastis. Permintaan dari Eropa itu sangat luar biasa. Mereka menganggap label Halal Food itu benar-benar higienis dan terjamin untuk mereka makan.
Di Industri Lobam tingkat kepuasan investor bagaimana?
Menurut saya dengan terus berkembang investasi, berarti puas, dan akan semakin puas karena kita memberikan jaminan. Bahkan PT BAI di KEK Galang Batang menyampaikan di depan Pak Presiden bahwa akhir tahun ini dan tahun depan akan menambah investasi sekitar Rp 18-25 trilliun.
Apa kira-kira dampak duit-duit itu bagi ratusan ribu warga Bintan?
Alhamdulillah itu juga sudah memberikan dampak. Memang harus lebih kita maksimalkan. Kami pada tahun ini benar-benar fokus untuk peningkatan SDM, terkhusus anak-anak mudanya dengan peningkatan keahlian. Baik melalui pelatihan atau Politeknik. Alhamdulillah, akhir tahun ini Politeknik di KEK Galang Batang mau dibangun, begitu juga di Lobam. Di Lagoi mereka punya Politeknik Bintan Cakrawala untuk bidang Pariwisata. Ada beasiswa juga untuk anak-anak kita.
Ada nggak upaya menyekolahkan warga Bintan ke luar negeri?
Saat ini beasiswa baru untuk saudara-saudara kita yang, mohon maaf, kurang mampu. Tahun depan kita tingkatkan untuk yang berprestasi. Kemudian berencana untuk merekrut dokter dari pulau-pulau sehingga ketika mereka lulus bisa mengabdi di daerah masing-masing. Kita juga rajin turun ke sekolah-sekolah. Meskipun SMA itu wewenang provinsi, kita datang juga untuk memberikan motivasi. Alhamdulillah mereka juga menunjukkan semangat yang luar biasa. Kita, pemerintah, tinggal siapkan wadahnya.
Berapa persen pekerja di sejumlah kawasan tadi penduduk asli Bintan?
Kalau di Lagoi itu lebih dari 90 persen karena rata-rata orang yang di sekitar Lagoi yang bekerja. Kalau di KEK Galang Batang baru 40 sampai 50 persen, soalnya masih tahap pengembangan dan alih teknologi. Makanya kita harus buat pelatihan agar angka itu meningkat. Jangan kita hanya bisa, mohon maaf, bekerja sebagai tukang sapu dan security. Tapi kita mau mereka benar-benar punya skill.
Dampak ke warga sekitar?
Dari yang saya perhatikan di sekitarnya dampaknya juga cukup besar karena mereka juga punya CSR untuk peningkatan UMKM di Bintan. Seperti Lagoi, ada Bintan Berkarya di Kecamatan Teluk Sebong. Itu UMKM binaan mereka.
Ke depan untuk pengembangan pariwisata apa lagi?
Yang pasti kita akan mendorong teman-teman pariwisata untuk bisa terus meningkatkan pembangunan resort-resort baru dan industri lainnya. Kita beri kemudahan dan keringanan. Seperti akhir tahun lalu kita berikan insentif denda pajak dan sebagainya. Mereka senang. Sebab, nilainya mencapai Rp 12 miliar. Kita selalu buat sesuatu yang beda. Soalnya mereka ini grup internasional, pasti bercerita dengan investor-investor lain. Kita juga selalu support kegiatan-kegiatan internasional. Seperti Tour de Bintan kita dukung penuh. Ke depan kita juga akan dukung rencana membangun sirkuit F1. Targetnya itu di 2024 atau 2025 sudah race pertama.
Pariwisata lokal juga kita benahi. Kawasan Trikora itu juga luar biasa. Kita juga punya kampung otak-otak yang sudah banyak pengunjungnya. Kita tahun ini juga bangun bangun rumah UMKM. Nanti seluruh turis asing yang datang wajib singgah di situ untuk membeli oleh-oleh dan sebagainya.
Sebelum pandemi berapa wisatawan ke Bintan?
Sebelum pandemi hampir 1 juta turis asing. Itu yang masuk dari Pelabuhan BBT Lagoi, belum dihitung pintu lain. Setelah travel bubble, dari Januari sampai Agustus 2022 ini sudah 205 ribu turis asing dan lokal 146 ribu orang.
Katanya ada 10 iven internasional. Apa saja?
Pertama Tour de Bintan, kemudian Mentamen, Bintan Triatlhon, Iron Man dan lainya.
Ada lagi yang akan disampaikan?
Di luar sana banyak yang menceritakan tentang Bintan. Tapi bisa saya katakan bahwa kita tidak bisa menikmati Bintan sebelum kita datang ke Kabupaten Bintan. Kalau sudah datang ke Bitnan, saya jamin asti nagih. Soalnya selain pariwisata luar biasa, makanannya juga enak-enak. Banyak spot-spot yang luar biasa, termasuk untuk anak-anak dan keluarga.
Untuk investor kami memberikan jaminan, jangan pernah takut untuk berinvestasi di Bintan. Saya menjamin tidak akan ada dihambat, tidak akan ada yang namanya pungutan-pungutan itu tidak akan ada, kita jamin. Selanjutnya, bagi yang ingin menetap lama juga silahkan, karena Bintan ini banyak memberikan keindahan alam yang luar biasa yang tidak didapat di tempat-tempat lainnya.
Masyarakatnya juga sangat ramah dan santun ketika kedatangan tamu dan sebagainya. (Alfandi simamora)