SEMARANG, TRIBUNBATAM.id - Kasus kematian Briptu RF, polisi asal Kota Semarang yang ditemukan tewas di dalam mobil dengan luka tembak, masih di pertanyakan pihak keluarga.
Dari hasil olah Tempat Kejadian Perkara (TKP) sebelumnya, Polda Gorontalo merilis kematian polisi asal Ngadirejo, Mijen, Kota Semarang itu diduga kuat bunuh diri.
Briptu RF ditemukan tak bernyawa di dalam mobil dinas dekat jalan Desa Ombulo, Limboto Barat, Kabupaten Gorontalo, pada Sabtu (25/3/2023).
Selama bertugas, Briptu RF merupakan Staf Spripim Polda Gorontalo atau ajudan Kapolda Gorontalo Irjen Pol Helmy Santika.
Terkait kematian Briptu RF, ayahnya Muslih yang juga mantan penyidik kepolisian ini menilai kematian anaknya begitu janggal.
Sebab, sebelum kematiannya, korban tidak memperlihatkan tanda-tanda mencurigakan.
"Saya sendiri mantan penyidik (polisi). Kalau kasus itu dinyatakan BD (bunuh diri) berarti berhenti, maka saya minta Kapolda (Gorontalo) untuk dilakukan penyelidikan agar jelas motifnya," kata Muslih melalui Tribunjateng.com, Senin (27/3/2023).
Baca juga: Briptu RF Tak Bernyawa Dalam Mobil Dinas, Diduga Bunuh Diri dengan Pistol
Dia sebenarnya dapat menerima kematian korban bilamana itu memang bunuh diri.
Hanya saja perlu pembuktian fakta-fakta yang dapat diterima menurut akal sehat.
"Ibaratnya kalau ada hujan pasti ada mendung. Lha, ini nggak ada mendung kok tiba-tiba hujan."
"Itu yang kami pertanyakan sampai saat ini," jelasnya.
Lebih lanjut, Muslih menegaskan dia tak pernah mendidik anaknya seperti itu.
"Kalau ada permasalahan juga tidak pernah sampai yang seperti ini."
"Cuma nggak tahu kalau di luar," kata Muslih.
Terlepas dari itu sebagai orang tua RF, dia kehilangan anaknya meninggal dunia secara tidak wajar.