TRIBUNBATAM.id - Lion Air Group meminta maaf kepada seluruh penumpang terekait keterlambatan keberangkatan penerbangan Selasa (2/5/2023) dari Bandar Udara Internasional Hang Nadim, Batam di Kepulauan Riau (BTH) dengan sejumlah tujuan.
Yakni penerbangan JT-973 tujuan Bandar Udara Internasional Kualanamu Deli Serdang, Sumatera Utara (KNO) serta penerbangan JT-247 tujuan Bandar Udara Internasional Sultan Mahmud Badaruddin II Palembang, Sumatera Selatan (PLM).
Lion Air mengaku memahami bahwa keterlambatan ini sangat mengganggu rencana perjalanan bagi penumpang.
Oleh karena itu, Lion Air sangat menyesal atas ketidaknyamanan yang telah ditimbulkan.
"Lion Air sudah berupaya maksimal dalam memperbaiki (recovery) situasi tersebut, termasuk memberikan penjelasan kepada seluruh penumpang mengenai keterlambatan penerbangan serta memberikan kompensasi (delay management) berdasarkan aturan yang berlaku," kata Corporate
Communications Strategic of Lion Air, Danang Mandala Prihantoro.
Danang mengatakan, keterlambatan penerbangan tersebut sebagai upaya untuk menjamin aspek keselamatan, keamanan dan kenyamanan, disebabkan oleh berbagai faktor.
Pihak Lion Air menyebut, keterlambatan penerbangan akibat pengerjaan perawatan tambahan pada pesawat.
Baca juga: Lima Penerbangan Lion Air dari Batam Delay Bikin Penumpangnya Mengamuk
Yakni keputusan melakukan perawatan tambahan terhadap pesawat secara tidak berjadwal diambil ketika terdapat pemeriksaan atau pesawat mengalami kendala teknis.
Perawatan tambahan pesawat terjadi di Pangkalpinang dan Jakarta yang memerlukan waktu lebih lama dan membutuhkan waktu tambahan (tidak bisa cepat dan instan).
Oleh karena itu, Lion Air harus memastikan bahwa perawatan pesawat dijalankan secara cermat dan tepat waktu.
Selain itu, keterlambatan penerbangan juga terjadi karena dampak cuaca kurang baik.
"Keterlambatan pergerakan pesawat terjadi di Tanjung Pandan (TJQ) akibat faktor cuaca yang menyebabkan jarak pandang pendek. Akibatnya, penerbangan dari Pangkalpinang ke Tanjung Pandan harus kembali ke bandar udara asalnya di Pangkalpinang," katanya.
Keterlambatan rotasi pesawat ini berdampak pada jadwal penerbangan berikutnya, yaitu rute Pangkalpinang (PGK) - Tanjung Pandan (TJQ) – Pangkalpinang (PGK) – Palembang (PLM) – Batam (BTH).
Hal serupa terjadi pada rute Kualanamu (KNO) - Banda Aceh (BTJ), keputusan pilot untuk kembali ke bandar udara asal rute dimaksud merupakan langkah yang tepat mengingat faktor kecepatan angin di Banda Aceh yang mempengaruhi keselamatan dan kenyamanan penerbangan.
Kondisi tersebut mengakibatkan keterlambatan keberangkatan dan kedatangan pesawat pada rute-rute selanjutnya, yaitu Kualanamu (KNO) - Banda Aceh (BTJ) – Kualanamu (KNO) – Batam (BTH) – Kualanamu (KNO).