Namun saat berhasil terbang, tepukan penonton pun semakin riuh dari segala arah.
Awan gelap tampak tak membuat para peserta layang-layang untuk unjuk kebolehan.
Melilit dan menggulung tali, beberapa kali gagal, namun akhirnya peserta tampak berjaya menaikan layangan setelah berjam-jam waktu berjalan.
Salah satu peserta, Khairul yang berasal dari Kelurahan Sungai Lumpur, Kecamatan Singkep.
Dia menjelaskan, layangan yang dia buat merupakan jenis layangan berbentuk perahu lancang kuning khas Melayu, disandingkan corak bendera merah putih.
"Untuk lomba layang-layang di Singkep barat baru sekali, tapi di Dabo Singkep udah banyak ikut," kata dia kepada tribunbatam.id.
Peserta lain, Geri Oktora juga berasal dari Sungai Lumpur.
Saat festival di Embung Bukit Tumang, dia memenangkan kejuaraan yang diikuti 19 peserta.
Namun berbeda dengan kali ini, ia harus bersaing dengan puluhan peserta.
Dia membawa layangan yang berbentuk seperti tawon, dengan ukuran lebih dari 2 meter.
Sementara, ada layang-layang dengan kategori sribulan.
"Kerangka sudah lama dibuat, sekitar 20 tahunan lah," ungkapnya.
Selain itu, tampak seorang peserta lain, Den yang membawa layang-layang berbentuk kelelawar, dengan warna hitam.
Layang-layang ini dia siapkan selama dua hari ini, dengan dibantu rekannya.
Lainnya dengan Irfan yang tampak masih muda berusia 18 tahun.