BATAM, TRIBUNBATAM.id - Puasa Ramadan 2024 tinggal sebentar lagi.
Perkiraannya, awal puasa Ramadan tahun ini dimulai 12 Maret 2024.
Ada baiknya bagi Tribunners untuk mengetahui perkara apa saja yang dapat membatalkan puasa.
Tujuannya, agar puasa Ramadan kita nanti dapat diterima Allah SWT, dan kita sebagai umat Muslim yang menjalankannya, juga mendapat pahala.
Baca juga: Mengapa Ramadan juga Disebut Bulan Al Quran?
Jangan-jangan, perkara ini sering kita lakukan juga di bulan Ramadan.
Perkara apa saja itu?
Ustaz Ahmad Jamzuri Saud SPd.I dari Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Batam pernah menyampaikan ceramah Ramadannya terkait "Lima Hal Penyebab Kegagalan Ibadah Ramadan" dalam rubrik kerjasama MUI Batam dan Tribun Batam.
Semula ia menjelaskan soal puasa Ramadan sebagai ibadah yang bernilai pahala besar di sisi Allah SWT. Berbeda dari ibadah-ibadah lainnya, puasa merupakan ibadah khusus.
Allah SWT yang akan membalasnya sendiri sesuai kebijaksanaan-Nya. Artinya, nilai pahala puasa tidak terbatas, sesuai dengan kadar ketakwaan hamba yang menunaikan ibadah tersebut.
Dalam sebuah hadits qudsi, Nabi Muhammad SAW bersabda: “Setiap amalan kebaikan yang dilakukan oleh manusia akan dilipatgandakan dengan sepuluh kebaikan yang semisal hingga tujuh ratus kali lipat. Allah Ta’ala berfirman, 'Kecuali amalan puasa. Amalan puasa tersebut adalah untuk-Ku. Aku sendiri yang akan membalasnya. Disebabkan dia [seorang hamba] telah meninggalkan syahwat dan makanan karena-Ku," (H.R. Bukhari dan Muslim).
"Meskipun pahala puasa agung dan tidak ternilai, Nabi Muhammad SAW mewanti-wanti umatnya agar menjauhi maksiat dan perbuatan dosa yang berpotensi menodai ibadah ini," ujarnya.
Sebab, selain menahan lapar dan haus, sebenarnya puasa juga menahan diri dari hawa nafsu dan perilaku munkar.
Peringatan tentang pentingnya orang yang berpuasa menjauhi kemaksiatan dan perbuatan dosa, telah disampaikan.
Rasulullah SAW dalam hadis berikut: "Betapa banyak orang yang berpuasa namun ia tidak mendapatkan dari puasanya tersebut kecuali rasa lapar dan dahaga," (H.R. Thabrani).
Hadis di atas menegaskan bahwa Islam mencela orang yang puasa, tapi tetap melakukan maksiat dan dosa. Kendati puasa tidak batal dan kewajiban gugur, pahala untuk ibadah ini tergerus habis.
Apa saja perilaku yang merusak atau menghilangkan pahala puasa? Nabi Muhammad SAW bersabda: "Ada 5 perkara yang membatalkan pahala orang yang berpuasa, yaitu :
1. Berkata dusta
2. Suka meng-ghibah
3. Mengadu domba
4. Sumpah palsu
5. Melepaskan pandangan dengan penuh syahwat,"
(H.R. Dailami).
Dalam ceramahnya, Ustaz Ahmad Jamzuri hanya menjelaskan terkait dua perkara saja:
1. Berkata dusta
Berkata dusta adalah menyampaikan sesuatu yang berlainan dengan kenyataan.
Jika dilihat dalam hal perbuatan, orang yang berdusta juga bisa berperilaku tidak sesuai dengan perkataannya.
Dusta merupakan dosa besar dalam Islam, induk dari banyak maksiat lain.
Baca juga: Bolehkah Bayar Utang Puasa Ramadan Digabung Puasa Rajab? Ini Kata Ustaz Abdul Somad
Jika seseorang sudah terlanjur berdusta, ia akan melakukan kebohongan lain untuk menutupi yang pertama.
Karena itu, jika orang berdusta selama ia berpuasa maka ibadah puasanya tidak bernilai apa-apa di sisi Allah SWT, sebagaimana sabda Rasulullah SAW: “Barangsiapa yang tidak meninggalkan perkataan dusta, maka Allah tidak butuh dari rasa lapar dan haus yang dia tahan,” (H.R. Bukhari).
2. Gibah, gosip, atau membicarakan keburukan orang lain
Kendati gibah tidak termasuk dusta, tapi membicarakan keburukan orang lain termasuk perilaku tercela dan dilarang Islam.
Seseorang yang bergosip atau membicarakan keburukan orang lain dianalogikan seperti memakan bangkai saudaranya, sebagaimana firman Allah SWT dalam surah Al-Hujurat ayat 12.
Jika seorang muslim bergibah, sedang ia berpuasa, maka ia hanya memperoleh lapar dan haus saja, tidak ada pahala bagi ibadah puasanya.
Baca juga: Bacaan Niat Puasa Senin Kamis, Puasa Sunnah untuk Persiapan Sambut Puasa Ramadan
Hal ini ditegaskan dalam hadis berikut: “Puasa bukanlah hanya menahan makan dan minum saja. Akan tetapi, puasa adalah dengan menahan diri dari perkataan sia-sia dan rofats. Apabila ada seseorang yang mencelamu atau berbuat usil padamu.”. (Tribunbatam.id)
Baca berita Tribun Batam lainya di Google News