Feature

Kisah Haji Amat, Tukang Bubur di Natuna Naik Haji Hingga Sukses Sekolahkan Anak

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Haji Amat, penjual bubur di Kota Ranai, Kabupaten Natuna, Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) saat melayani pembeli, Senin (30/9/2024).

TRIBUNBATAM.id, NATUNA - Tangan Haji Amat masih cekatan menyiapkan bubur pesanan pembeli.

Warga Kampung Air Tawak, Kelurahan Ranai Darat, Kecamatan Bunguran Timur, Kabupaten Natuna, Provinsi Kepri ini sudah 28 tahun berjualan bubur.

Sepeda motor jadi teman setia pria kelahiran tahun 1954 itu saat berjualan bubur di seberang simpang empat Jalan Soekarno-Hatta, Kota Ranai.

‘’Buburnya berapa pak?, Lima ribu saja satu bungkus,’’ ujar Haji Amat menyapa seorang pembeli.

Tak hanya bubur kacang hijau. 

Bubur ketan hitam dan kolak pisang ia jual hampir setiap hari.

Baca juga: Profil Erwan Haryadi Kembali Jadi Anggota DPRD Kabupaten Natuna, Lebih Mudah Rasakan Periode ke-2

Setiap pukul 17.00 hingga pukul 23.00 WIB, Haji Amat menjajakan jualannya. 

"Kecuali hari Jumat, saya libur jualan. Alhamdulillah selalu habis terjual setiap hari," ucapnya.

Awalnya, Haji Amat sempat berdagang keliling menggunakan sepeda mengelilingi permukiman penduduk.

Perlahan namun pasti, Amat membeli sepeda motor sebagai kendaraan untuk usahanya sejak tahun 2008 hingga sekarang.

Haji Amat pun biasa mengenakan jubah dan kopiah putih.

Baca juga: Kapal Berdaya Angkut 250 Ribu Barel Diresmikan di Batam, Dukung Operasi Laut Natuna

 Dagangan bubur yang dijualnya merupakan resep sendiri buatan istrinya.

Meskipun hanya berjualan bubur, hasil penjualan yang ia dapat masih mencukupi kehidupannya.

"Biasanya kalau habis semua sekitar Rp300 ribu. Sehari paling rendah Rp200 ribu," ungkapnya.

Untuk menambah penghasilan, Haji Amat juga menjual ayam kampung dan telur ayam sebagai pekerjaan sampingan.

Halaman
12

Berita Terkini