TRIBUN BATAM.id, BINTAN - Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Bintan belum memenuhi target kunjungan wisatawan mancanegara (Wisman).
Padahal sudah menghabiskan dana APBD Rp 2,02 miliar untuk menggelar event pariwisata.
Adapun target kunjungan wisman tahun 2024 ke Bintan ditargetkan sebanyak 500,000 kunjungan dari 3 juta target kunjungan wisman ke Provinsi Kepri.
Sementara dari data kegiatan event pariwisata tahun 2024 di APBD murni Bintan tahun 2024, Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Bintan mengalokasikan anggaran Rp1.460.420.640 untuk pelaksanaan event budaya.
Sejumlah kegiatan event budaya itu mencakup Festival Tari Melayu dengan anggaran Rp180.000.000,-, Festival Keter Rp100.000.000,-.
Kemudian kegiatan Sail of Tambelan Rp287.409.800), Bintan Jong Race Festival Rp60.000.000,- Festival Lampu Cangkok Rp25.000.000,- Pagelaran Wayang Kulit Rp60.000.000,- Bintan Triathlon Rp303.376.500, Festival Mancing Rp147.717.841 dan Durian Party Rp296.916.640).
Selain itu, pemerintah kabupaten Bintan juga mengucurkan tambahan anggaran Rp567.000.000 melalui APBD-P 2024 untuk menyelenggarakan empat event seperti Festival Makyong dengan alokasi dana Rp10.000.000, Bintan Marathon Rp300.000.000, Pengudang Seafood Festival Rp107.000.000, dan Bintan Idol Rp150.000.000,-.
Kepala Disbudpar Bintan Arief Sumarsono membenarkan alokasi anggaran dan pelaksanaan kegiatan event dalam menarik wisman ke Bintan ini.
Sejumlah Iven itu kata dia, dilakukan untuk mencapai kunjungan 500,000 wisman ke kabupaten Bintan.
Baca juga: Wakil Ketua I DPRD Kepri Dewi Kumalasari Ingin Perjuangankan UMKM dan Kesehatan di Bintan
“Berbagai kegiatan Iven ini kami lakukan sebagai ajang promosi dan menarik kunjungan wisman ke Bintan,” sebut Arief kepada Tribun Batam, Minggu (10/11/2024).
Namun dari target kunjungan wisman ke Bintan hingga Agustus 2024 baru mencapai 139.000 orang.
Atas kondisi ini, Arief sangat pesimis 500,000 target kunjungan wisman ke Bintan itu.
Arief pun mengungkapkan bahwa event-event akhir tahun, seperti Kasmarun dan acara tahun baru, menjadi harapan untuk meningkatkan jumlah kunjungan.
“Kami agak pesimis bisa capai target 500 ribu wisman. Paling kita mampu menargetkan hingga akhir tahun hanya sekitar 200.000 wisman atau minus 2 persen dari tahun sebelumnya,” ungkapnya.
Mengenai penyebab kegagalan dalam mencapai target, Arief menyebutkan kebijakan Visa on Arrival (VoA) yang diterapkan oleh Pemerintah Pusat sebagai kendala utama.
Awalnya, Pemkab Bintan berharap wisatawan dari Cina dan India bisa lebih banyak berkunjung ke Bintan, namun kebijakan VoA hanya berlaku untuk 13 negara yang bukan termasuk Cina dan India.
“Kami berharap Cina dan India masuk dalam kebijakan VoA karena negara tersebut merupakan penyumbang terbesar,” jelasnya.
“Namun, beberapa pelaku perjalanan dari Cina dan India yang sudah berada di Bintan justru kembali ke negaranya akibat kebijakan VoA ini.”
Untuk mengatasi masalah ini, Disbudpar Bintan berencana untuk mencari solusi melalui jalur legislatif.
Arief telah mengadakan pertemuan dengan Komisi II DPRD Bintan dan pelaku usaha pariwisata di Kawasan Pariwisata Lagoi.
Dalam pertemuan tersebut, pelaku usaha pariwisata meminta agar kebijakan VoA diperluas ke lebih dari 100 negara.
Hasil pertemuan ini nantinya akan dibawa oleh Disbudpar dan DPRD Bintan ke Pemerintah Pusat.
“Kami bersama Komisi II DPRD Bintan akan berkoordinasi dengan DPR RI, Kementerian Imigrasi, dan Kementerian Keuangan terkait kebijakan VoA ini,” ungkapnya.
Mohon doa dan dukungan dari sejumlah stakeholders dan masyarakat Bintan.(TRIBUNBATAM.id/ Ronnye Lodo Laleng).