TRIBUNBATAM.id - Terungkap beberapa fakta pembunuhan ibu kos di Medan yang dilakukan oleh Johanes Tambun Eugene alias Abun (59), pada Rabu (23/10/2024) lalu.
Abun kini sudah ditangkap oleh pihak kepolisian setelah 23 hari melarikan diri dan bersembunyi.
Polisi menangkap Abun di Jalan Harjo, Kecamatan Siborong-borong, Tapanuli Utara, pada Sabtu (16/11/2024).
Baca juga: Polisi Beberkan Kedekatan Emosional Abun dan Netty Pemilik Kos di Medan Sebelum Tewas Dibunuh
Berikut ini TribunBatam.id sajikan fakta-fakta pembunuhan ibu kos di Medan yang dilakukan Abun.
Mulai dari motif hingga profesi Abun sebelum menjadi pembunuh ibu kos di Medan.
Penangkapan Abun juga berlangsung dramatis karena ia sempat melakukan pelawanan dan mencoba melarikan diri.
Polisi akhirnya terpaksa memberikan tembakan pada kedua kaki pria berusia 59 tahun itu.
Motif Tak Logis Abun
Kombes pol Gidion Arief Setyawan membeberkan pengakuan Abun yang tega membunuh korban bernama Netty (60).
Padahal Netty kerap membantu Abun selama tinggal di kos-kosannya.
Kendati demikian, cuma gara-gara korban menolak memberikan uang kepada pelaku sebesar Rp 1 juta.
Sehingga pelaku kesal dan membunuh korban dengan menggunakan sebilah pisau.
Kejadian itu terjadi, pada Rabu (23/10/2024) pagi.
"Menurut saya sadis yang dilakukan tersangka ini, sehari-harinya dia mendapatkan bantuan dari korban, baik penginapan, meskipun dia menyewa. Namun pasti ada kedekatan emosional," sebutnya.
Gidion mengungkapkan motif dari kasus pembunuhan tersebut, lantaran pelaku meminta pinjaman uang kepada korban sebanyak Rp 1 juta, namun tidak diberikan oleh korban.
"Motifnya sangat tidak logis, hanya gara-gara meminjam uang dan tidak diberikan, tersangka tega menghabisi nyawa orang lain," pungkasnya.
Baca juga: Abun Sudah Rencanakan Pembunuhan Ibu Kos di Medan, Polisi Sampai Heran dengan Motif Pelaku
Keluarga Netty Murka saat Abun Datang ke TKP
Kekesalan tentu dirasakan keluarga karena Abun sering dibantu selama tinggal di tempat kos milik Netty.
Saking kesalnya keluarga Netty mengamuk saat Abun didatangkan pihak kepolisian di tempat kejadian perkara (TKP), pada Senin (18/11/2024).
Puluhan warga dan keluarga korban sudah menantikan kedatangan pelaku.
Saat diturunkan dari dalam mobil, dan didudukan ke kursi roda korban disambut dengan teriakan para warga dan keluarga korban.
Beberapa keluarga korban langsung menghampiri pelaku yang ketika itu diboyong menggunakan kursi roda dan langsung memukul kepala pelaku.
"Binatang kamu," teriak histeris seorang wanita sambil memukul pelaku.
Kapolsek Medan Area, Kompol Hendrik Fernandes Aritonang sempat panik dan mencoba menenangkan situasi.
"Saya minta nggak ada yang melakukan apapun ya. Saya minta kepada masyarakat kita mau rilis, jangan ada ngapa-ngapain," kata Hendrik.
Kemudian, Hendrik pun langsung mengambil mic dan memberikan pengumuman kepada warga agar tetap tenang.
Sosok Abun
Kapolrestabes Medan, Kombes Pol Gidion Arief Setyawan mengatakan pelaku telah tinggal di kosan korban selama lima tahun.
Katanya, profesi pelaku adalah sebagai penggalang dana sosial. Selain itu juga, pelaku ini memiliki hobi naik gunung.
"Tidak ada profesi yang tetap. Dia mendapatkan atau mencari hidupnya (uang) dengan nokoh (nipu), collecting dana sosial dengan menggunakan nama gerakan aksi sosial. Dia meng-collect itu kemudian sebagain dikasih ke dana sosial, sebagian ia nikmati sendiri," kata Gidion.
Gidion menyampaikan, dari hasil penyelidikan terungkap bahwa pelaku ini merupakan residivis curanmor dan sudah dua kali dijebloskan ke dalam penjara.
"Tersangka merupakan residivis, dua kali mencuri sepeda motor di Kota Kediri."
Baca juga: Terungkap Profesi Abun sebelum Jadi Pembunuh Ibu Kos di Medan: Ternyata Tukang Tipu, Begini Modusnya
Kronologi Penemuan Mayat Ibu Kos
Sebelumnya, seorang wanita pemilik warung sembako sekaligus kosan bernama Netty (60), ditemukan tewas di tempat usahanya Jalan Badak, Kecamatan Medan Area.
Menurut salah seorang saksi mata, Hartika Sari, korban ditemukan dalam keadaan tidak bernyawa, pada Rabu (23/10/2024) sekira pukul 07.30 WIB.
"Saya denger ada yang berantem waktu saya mau ngantar nasi, lalu terdengar suara ngorok," kata Hartika kepada Tribun-medan, Rabu (23/10/2024).
Katanya, di saat bersamaan ia melihat ada seorang pria yang merupakan penghuni kos keluar dari tempat usaha milik korban.
Saat itu, ia sempat menanyakan apa yang sedang terjadi kepada pria tersebut. Namun, penghuni kos tersebut langsung kabur sambil menenteng tas.
"Saya panik. Acek (penghuni kos) itu sudah bergegas ke luar, saya cegat, saya tanya katanya kakak (korban) itu gila," sebutnya.
Ia yang menasaran langsung masuk ke dalam tempat usaha korban dan mendapatinya dalam keadaan tergeletak dan bersimbah darah.
"Saya lihat sudah berdarah di kepalanya, sepertinya dia jatuh. Cuma posisi badannya luka-luka nggak saya perhatikan," ujarnya.
(TribunBatam.id)
Baca juga Berita TribunBatam.id lainnya di Google News