Aktivitasnya dalam organisasi membuatnya terlambat lulus, dan ia baru diwisuda pada tahun 1994.
Setelah lulus, Elisa memulai kariernya sebagai tenaga pendamping Program Sarjana Pendamping Purna Waktu (SP2W) dari Bappenas.
Ia ditempatkan di Kecamatan Mindiptanah, Kabupaten Merauke (sekarang Boven Digoel) selama hampir dua tahun.
Pada tahun 1996, ia mengikuti seleksi pegawai negeri dan diterima di Merauke.
Elisa menjabat sebagai Kasubag Tata Usaha pada Bagian Umum Setda Merauke.
Tak lama, ia lalu diangkat menjadi Kepala Distrik Fayit, dan kemudian Kepala Distrik Agats selama enam tahun.
Kinerjanya yang baik membawanya menjadi Kepala Badan Pengawasan Daerah (Bawasda) Asmat dan kemudian Sekretaris Daerah (Sekda) Asmat pada tahun 2010.
Pada tahun 2013, Elisa sempat terkena nonjob karena dinamika politik.
Namun, ini tidak menyurutkan semangatnya.
Ada tahun 2015, Elisa memutuskan untuk terjun ke dunia politik dan mencalonkan diri sebagai Bupati Asmat berpasangan dengan Thomas Eppe Safanpo.
Mereka berhasil memenangkan Pilkada Asmat 2015 dengan meraih 53 persen suara.
Baca juga: Profil Khofifah Indar Gubernur Terpilih Jawa Timur 2024, Gubernur Petahana Punya 38 Aset Kekayaan
Sebagai Bupati Asmat, Elisa fokus pada pembangunan infrastruktur, peningkatan pelayanan kesehatan, dan pendidikan di wilayah yang terisolasi.
Pada Pilkada Asmat 2020, Elisa kembali mencalonkan diri dan terpilih untuk periode kedua, dengan dukungan dari sembilan partai politik, termasuk PDI Perjuangan, Gerindra, PKB, dan Golkar.
Suara sah yang mereka dapatkan sebesar 55%.
Setelah dua periode menjabat sebagai Bupati Asmat, Elisa memutuskan untuk maju sebagai Calon Gubernur Papua Barat Daya pada Pilkada 2024.