DEMAM BERDARAH DI NATUNA

Dinkes Natuna Ungkap 3 Kasus DBD di Awal Tahun 2025, Ingatkan Bahaya Demam Berdarah

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

KASUS DBD DI NATUNA - Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Natuna, Hikmat Aliansyah saat dijumpai di ruang kerjanya. Kamis (16/1/2025). Ia menghimbau masyarakat untuk mewaspadai bahaya demam berdarah atau DBD. hingga 15 Januari 2025, mereka mencatat penambahan 3 kasus baru.

TRIBUNBATAM.id, NATUNA - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Natuna mengungkap tiga kasus demam berdarah atau DB baru di awal tahun 2025.

Hingga 15 Januari 2025, Dinkes Natuna mencatat tiga kasus DBD tersebar di tiga kecamatan, yakni Bunguran Timur, Bunguran Tengah, dan Bunguran Timur Laut.

Sebagai pembanding, sepanjang tahun 2024, Dinkes Natuna mencatat 81 kasus DBD, dengan rincian 39 perempuan dan 42 laki-laki penderita penyakit demam berdarah.

"Untuk yang meninggal akibat DBD sejauh ini belum ada ditemukan," ujar Kadinkes Natuna, Hikmat Aliansyah kepada TribunBatam.id, Kamis (16/1/2025).

Ia pun mengingatkan warganya terkait bahaya Demam Berdarah Dengue (DBD) yang mulai muncul di awal tahun 2025. 

Menurutnya, kasus DBD di Natuna paling banyak menyerang kelompok usia anak-anak, khususnya yang berusia 5 hingga 15 tahun.

 

 

"Musim hujan menjadi momen yang rawan karena banyak genangan air yang berpotensi menjadi sarang nyamuk Aedes aegypti. Kami mengimbau masyarakat untuk menjaga kebersihan lingkungan, terutama di rumah dan sekolah," tambah Hikmat.

Untuk mengendalikan penyebaran DBD, Dinkes mendorong masyarakat untuk menerapkan langkah 3M atau menguras, menutup, dan 
mengubur. 

Menurutnya, nyamuk membutuhkan waktu seminggu untuk berkembang biak dari telur hingga menjadi nyamuk, sehingga pengurasan tempat genangan air perlu dilakukan secara rutin.

Sementara itu, fogging atau pengasapan hanya dilakukan sebagai langkah terakhir, setelah ada penyelidikan epidemiologi (PE) di lokasi pasien. 

Jika ditemukan jentik nyamuk di sekitar rumah pasien, barulah fogging dilakukan.  

Baca juga: Data Kasus DBD di Natuna, Puskesmas Ranai Ungkap 91 Kasus Demam Berdarah Hingga Juli 2024

"Fogging tidak bisa dilakukan sembarangan. Harus ada prosedur yang benar, karena fogging hanya membunuh nyamuk dewasa, sementara jentiknya tetap ada jika tidak diatasi dengan pemberantasan sarang nyamuk," jelas Hikmat.  

Meskipun pada 2023 kasus DBD di Natuna nihil, peningkatan signifikan pada 2024 menjadi pengingat untuk lebih waspada. 

Dengan memasuki musim penghujan, Dinas Kesehatan Natuna mengajak seluruh masyarakat bekerja sama menjaga lingkungan bebas nyamuk demi menekan angka kasus DBD.  

"Kesadaran dan kerja sama masyarakat juga menjadi kunci penting, dalam memutus rantai penyebaran DBD dan menjaga kesehatan bersama" pungkas Hikmat. (TribunBatam.id/Birri Fikrudin)

Baca juga Berita TribunBatam.id lainnya di Google News

Berita Terkini