TRIBUNBATAM.id, JAMBI – Nasib pilu menimpa Rosdewi (40), seorang driver ojek online (ojol) di Kota Jambi.
Gara-gara cekcok hebat dengan konsumennya pada Minggu (20/7/2025), akun ojol miliknya disuspend.
Tak bisa lagi menarik penumpang atau mengantar pesanan, Rosdewi kini terpaksa menjadi pemulung demi menyambung hidup.
Keributan tersebut ternyata berbuntut panjang.
Rosdewi dilaporkan ke polisi atas dugaan tindak pidana pengeroyokan.
Kasat Reskrim Polresta Jambi, Kompol Hendra Wijaya Manurung, membenarkan bahwa laporan tersebut sudah diterima.
"Sudah (menerima laporan resmi), dan laporannya itu pasal 352," kata Hendra melalui pesan singkat, Rabu (23/7/2025).
Meski demikian, pihak kepolisian masih mendalami kasus ini lebih jauh.
"Kita masih lakukan penyelidikan," tambahnya.
Kini, perjuangan Rosdewi pun semakin berat. Dari mengendarai motor menembus panas dan hujan, ia harus beralih memunguti barang bekas di jalanan demi sesuap nasi.
Kisahnya menjadi potret kerasnya kehidupan dan betapa rentannya nasib para pekerja ojol yang hanya bergantung pada satu akun digital.
Jadi pemulung setelah akun kena suspend
Rosdewi, yang sudah menjadi mitra ojek online sejak 2016, mengaku ini kali pertama dirinya terlibat masalah dengan konsumen.
Ia tak kuasa menahan tangis saat menceritakan kehidupannya yang berubah drastis setelah akunnya ditangguhkan.
"Saya gak pernah mau nyakiti orang, pak. Saya cuma cari makan," kata Rosdewi kepada Kompas.com di rumahnya di Kota Jambi, Selasa (22/7/2025).
"Sekarang akun saya sudah di-suspend, untuk bisa makan, saya mungut sampah. Kadang sehari saya cuman dapat Rp 5.000, itu cuman saya beli sayur, nasinya saya masak," lanjutnya.
Rosdewi kini memungut sampah dan barang rongsokan untuk dijual kembali ke pengepul. Ia juga berharap pihak Grab lebih bijaksana dalam menyikapi kasus yang menimpanya.
"Pihak Grab tolonglah bijaksana, gak semua itu salah driver," ujarnya.
Rosdewi hidup sendiri. Suaminya pergi, sementara anaknya berada di panti asuhan. Ia mengaku hanya ingin mencari nafkah secara jujur, namun nasib berkata lain.
Kronologi cekcok hingga viral
Keributan itu bermula ketika Rosdewi menerima pesanan Ayam Bakar Rempah Madu atas nama konsumen Alika Alihandra, di Perumahan Vila Kenali, Kota Jambi.
Ia membawa dua pesanan dari konsumen berbeda dan memilih mengantar milik Alika terlebih dahulu.
"Saya bawa dua pesanan makanan, waktu itu, saya dahulukan pesanan dia ini (Alika) karena dia yang pesan duluan," kata Rosdewi.
Setelah menyerahkan makanan, ia menunggu pembayaran via aplikasi Quris. Namun, notifikasi pembayaran tak kunjung muncul. Konsumen mengaku telah memfoto barcode untuk dikirim ke orang lain guna membayar.
"Awalnya dia scan barcode di aplikasi saya, ternyata dia cuman fotoin. Terus dia bilang 'Yo tunggu, saya kirim ke WA orang ni, QR mbak ni'," ungkapnya.
Setelah menunggu 30 menit dan pembayaran belum diterima, Rosdewi meminta agar pembayaran dilakukan secara tunai karena ia masih harus mengantar pesanan lain.
"Tapi dia bilang, 'tunggu bentar, ini mami saya, mamin' katanya gitu. Tapi saya kan masih ditunggu konsumen lain, saya bilang, kalau bisa bayar pakai tunai aja, takut saya dikomplain," katanya.
Ia kembali ke rumah konsumen usai mengantar pesanan kedua.
Namun, ketika meminta pembayaran, konsumen tak kunjung keluar. Ketegangan pun memuncak.
"Saya bilang, saya ini cuman cari makan, bayar tunai saja emangnya kenapa?," ujarnya.
Perkelahian akhirnya terjadi. Rosdewi naik ke lantai dua rumah konsumen hingga keributan fisik pun tak terhindarkan.
Peristiwa ini kemudian viral di media sosial. Keributan berakhir setelah nenek dari konsumen tersebut membayar tunai sebesar Rp 30.000. Sementara itu, Kompas.com yang mendatangi rumah konsumen tidak berhasil mendapatkan keterangan karena pihak keluarga enggan diwawancarai dan menyatakan telah melapor ke polisi.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com