Di atas pasir putih, bendera berkibar diterpa angin.

Suasana hening, telinga hanya fokus mendengar lagu kebangsaan.

Langkah-langkah pasukan pengibar bendera terdengar mantap di atas tanah berpasir, kontras dengan debur ombak yang samar terdengar di kejauhan.

Mereka bukan barisan profesional, hanya anak-anak sekolah dari pelosok pulau.

Namun semangat mereka, cara mereka menggenggam tiang bendera, dan tatapan penuh kebanggaan saat bendera perlahan naik ke puncak, tak kalah dari upacara di istana negara.

Di antara peserta, tampak wajah-wajah muda yang menyimpan sejuta asa.

Tak hanya prosesi bendera, rangkaian upacara juga mencakup pembacaan teks Proklamasi dan UUD 1945, serta doa bersama yang dipanjatkan dengan khusyuk, menjadi simbol harapan dan doa untuk masa depan bangsa.

Selain itu, yang membuat peringatan kemerdekaan kali ini terasa istimewa adalah kebersamaan lintas sekolah yang terjalin erat. 

Kepala SD Negeri 003 Kepulauan Posek, Junaidi, menyampaikan rasa syukurnya atas terlaksananya kegiatan secara kolaboratif.

“Alhamdulillah, berjalan dengan lancar. Semoga kebersamaan antar sekolah ini bisa dilanjutkan di kegiatan lainnya,” ucapnya.

Senada dengan itu, Kepala SMP Negeri 1 Kepulauan Posek, Jamalis, menambahkan bahwa semangat kemerdekaan tak akan berhenti di upacara saja.

Berbagai kegiatan lain telah disiapkan untuk melanjutkan semarak peringatan.

“Kebersamaan ini akan dilanjutkan dengan kegiatan lainnya seperti permainan, perlombaan, dan jalan santai bagi siswa-siswa kami,” ungkapnya.

Setelah upacara, suasana berubah menjadi lebih santai dan akrab. 

Para guru, siswa, dan undangan berkumpul dalam ramah tamah sederhana, menyantap hidangan yang dibuat secara swadaya oleh warga sekolah.

Di Pulau Panjang, jauh dari sorotan media dan hiruk kota besar, semangat merah putih itu berkibar dengan bangga. (TribunBatam.id/Febriyuanda)