BINTAN, TRIBUNBATAM.id - Pencarian hari kedua terhadap Misran (47), nelayan asal Desa Busung, Kecamatan Seri Kuala Lobam, Kabupaten Bintan, Provinsi Kepri, yang hilang di laut belum membuahkan hasil, Rabu (20/8/2025).
Tim SAR gabungan memutuskan untuk kembali mencari korban besok hari, Kamis (21/8/2025).
Kepala Seksi Operasi dan Siaga Kantor SAR Tanjungpinang, Eryk Subariyanto mengatakan, operasi pencarian terhadap nelayan yang hilang di perairan Terkulai terus dilakukan oleh Tim SAR gabungan.
Pencarian dibagi menjadi empat sektor. Pencarian di sektor pertama dan kedua dilakukan di wilayah pesisir perairan Busung atau perairan dangkal dengan menggunakan boat dan pompong.
Baca juga: Nelayan Bintan Hilang saat Melaut, Kapolres Ikut Pantau Pencarian Misran di Lapangan
Sedangkan pencarian di sektor tiga dan empat dilakukan di wilayah perairan Terkulai menggunakan Rigid Inflatable Boat (RIG) dari Basarnas, Satpolairud Polres Bintan, Polda Kepri dan Pangkalan PLP Tanjunguban.
Selain itu, Tim SAR gabungan juga menggunakan drone untuk melakukan pemantauan dan pencarian terhadap Misran di perairan Terkulai.
"Namun hingga sore ini pencarian masih nihil. Operasi dihentikan sementara dan akan dilanjutkan besok pagi," kata Eryk.
Meski demikian, Tim SAR gabungan tetap siaga di lokasi. Eryk mengatakan, pihaknya telah menginformasikan kejadian ini ke pengguna transportasi laut.
"Jika ada informasi atau melihat sesuatu, segera melaporkan ke posko pencarian di Desa Busung," katanya.
Kepala Pelaksana BPBD Bintan, Ramlah mengimbau nelayan untuk selalu berhati-hati saat melaut.
Sebelum melaut, ia meminta nelayan untuk memberitahukan keluarga terkait rencana untuk melaut.
"Jika terjadi sesuatu, keluarga mengetahui keberadaan mereka," kata Ramlah.
Baca juga: Kronologi Nelayan Bintan Hilang di Laut, Warga Sempat Dengar Suara Minta Tolong
Selain itu, Ramlah menyarankan nelayan untuk pergi melaut bersama dengan nelayan lain.
"Jika terjadi musibah, ada kemungkinan nelayan lain dapat memberikan pertolongan lebih cepat," katanya.
Ia juga meminta nelayan yang melaut untuk dapat melengkapi alat keselamatan dan komunikasi saat melaut.
"Pantau juga informasi cuaca dari BMKG untuk menghindari cuaca tidak bersahabat saat melaut," katanya.(TRIBUNBATAM.id/ Ronnye Lodo Laleng).