World Clean Up Day 2025 di Anambas Angkut 407 Kilogram Sampah

Sedikitnya 407,1 Kg sampah terkumpul saat World Clean Up Day 2025 di Desa Keramut, Kecamatan Jemaja Barat, Kabupaten Kepulauan Anambas, Provinsi Kepri

TribunBatam.id/Noven Simanjuntak
WORLD CLEAN UP DAY 2025 DI ANAMBAS - Sejumlah elemen masyarakat ikut terlibat aktif mengumpulkan sampah di kawasan pesisir Kecamatan Jemaja Barat, Kabupaten Kepulauan Anambas, Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) dalam peringatan World Clean Up Day 2025, Minggu (21/9/2025). 

TRIBUNBATAM.id, ANAMBAS - Aksi bersih-bersih dan kampanye lingkungan dalam rangka World Clean Up Day 2025 berhasil mengumpulkan 407,1 Kilogram sampah di Desa Keramut, Kecamatan Jemaja Barat, Kabupaten Kepulauan Anambas, Provinsi Kepulaua Riau (Kepri).

Sampah yang dikumpulkan oleh gabungan kalangan masyarakat itu diperoleh dari kawasan pesisir, hutan mangrove, hingga perairan laut sekitar permukiman warga.

Kegiatan yang berlansung mulai tanggal 18 - 20 September ini diprakarasi Loka Kawasan Konservasi Perairan Nasional (LKKPN) Pekanbaru dengan mengusung tema Laut Sehat Bebas Sampah atau 'Laut Sebasah'.

Sampah yang dikumpulkan berasal dari kawasan pesisir Pantai Arung, hutan mangrove sekitar lapangan desa dan perairan laut area pemukiman warga.

Jenis sampah yang ditemukan antara lain plastik kemasan, botol, jaring bekas, hingga limbah rumah tangga lainnya yang terbawa arus laut.

Rosyita Alifiya, pelaksana kegiatan dari LKKPN Pekanbaru mengatakan, tujuan kegiatan ini bukan hanya soal membersihkan sampah, melainkan menanamkan kebiasaan peduli lingkungan kepada masyarakat.

Termasuk meningkatkan kesadaran masyarakat untuk menjaga laut dari pencemaran sampah, terutama plastik yang mengancam ekosistem dan mata pencaharian nelayan.

"Kami ingin membangun kesadaran, bahwa menjaga laut adalah tanggung jawab bersama. Sampah yang dibiarkan di laut dapat merusak ekosistem dan mengancam sumber penghidupan," ujarnya Minggu (21/9/2025).

Dalam menyukseskan aksi bersih-bersih dan kampanye lingkungan ini, pihaknya melibatkan berbagai kalangan masyarakat.

"Seperti kami katakan bahwa ini tanggungjawab bersama, maka kami libatkan mulai dari pelajar sekolah dasar, kelompok nelayan, hingga ibu-ibu PKK. Semuanya begitu antusias," sebut Rosyita.

Ia menjelaskan, sebelum melakukan aksi di lapangan, seluruh peserta terlebih dahulu mengikuti sesi edukasi mengenai pengelolaan dan pengurangan sampah, serta dampaknya terhadap lingkungan laut.

Sesi edukasi ini turut diisi dari berbagai mitra seperti Universitas Maritim Raja Ali Haji (UMRAH), Yayasan Anambas dan Yayasan Jaga Mangkai.

UMRAH, katanya, memaparkan hasil penelitian tentang potensi limbah mangrove sebagai bahan baku bioplastik ramah lingkungan yang dapat menjadi solusi inovatif terhadap limbah.

Lalu, Yayasan Anambas memperkenalkan konsep bank sampah dan upcycling, yakni pemanfaatan ulang sampah menjadi produk baru bernilai ekonomis yang dapat menambah penghasilan warga.

Sementara itu, Yayasan Jaga Mangkai menyoroti dampak sampah terhadap konservasi penyu, terutama di wilayah Pulau Mangkai yang menjadi salah satu habitat bertelur penyu di perbatasan Indonesia.

Halaman
12
Sumber: Tribun Batam
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved