Tradisi Beganjal, Wujud Gotong Royong Melayu Lingga Sah Jadi Warisan Budaya Tak Benda 2025

Tradisi beganjal di Lingga sah jadi Warisan Budaya Takbenda (WBTb) 2025 bersama dua budaya khas Lingga lainnya, yakni air serbat dan mencalok

Penulis: Febriyuanda | Editor: Dewi Haryati
Tribunbatam.id/Febriyuanda
TRADISI BEGANJAL DI LINGGA - Tradisi beganjal sah jadi WBTB 2025 Kabupaten Lingga, Provinsi Kepulauan Riau, ditetapkan di Jakarta, Jumat (10/10/2025). Potret tradisi beganjal masih terlaksana dalam pernikahan Melayu khususnya di Desa Kote, Singkep Pesisir, Kabupaten Lingga. 

Kaum laki-laki sibuk mendirikan bangsal, menyiapkan kayu bakar, atau memasak di dapur besar.

Di sisi lain, para ibu menyiapkan lauk pauk dan kue-kue tradisional seperti dodol dan wajik, yang menjadi simbol manisnya kebersamaan.

Menurut Dato Hasan, pemuka adat dari Lembaga Adat Melayu (LAM) Kabupaten Lingga, kegiatan beganjal untuk acara pernikahan biasanya berlangsung selama tiga hari.

“Semua datang dengan sukarela. Tak ada imbalan, hanya niat tulus membantu,” ujarnya.

Para pelaku beganjal datang dari berbagai kalangan, mulai dari anak muda, orang tua, hingga remaja.

Mereka bahu-membahu menyiapkan segala keperluan hajatan, dari mendirikan tenda, meminjam peralatan dapur besar seperti kawah, lesung, atau batu giling, hingga menyiapkan hidangan untuk para tamu.

Lebih lanjut Lazuardy menjelaskan, salah satu bagian paling menarik dari tradisi beganjal adalah pembuatan dodol dan wajik dalam jumlah besar.

Dengan kuali raksasa atau kawah dan kayu bakar di atas tanah, para warga akan bergantian mengaduk adonan dodol hingga matang, selama 3-4 jam.

Dodol dan wajik ini tak hanya menjadi makanan penutup, tapi juga simbol terima kasih dan rasa syukur. 

"Setelah selesai bekerja, para warga yang membantu akan dibekali oleh-oleh manis ini untuk dibawa pulang," sebutnya.

Tradisi beganjal di Kabupaten Lingga Provinsi Kepri
TRADISI BEGANJAL DI LINGGA- Tradisi beganjal sah jadi WBTB 2025 Kabupaten Lingga, Provinsi Kepulauan Riau. Potret tradisi beganjal masih terlaksana dalam pernikahan Melayu khususnya di Desa Kote, Singkep Pesisir, Kabupaten Lingga.


Jejak beganjal telah tercatat sejak masa Kerajaan Lingga-Riau (1830–1913), bahkan diyakini lebih tua lagi, berasal dari masa Kerajaan Johor-Pahang-Riau-Lingga.

Kala itu, beganjal menjadi bagian dari adat istana, terutama dalam acara besar seperti pernikahan bangsawan.

Kini, meski zaman telah berubah, semangat beganjal masih terasa hidup di setiap pelosok kampung di Lingga.

Tradisi ini bukan hanya meringankan beban orang yang berhajat, tapi juga mempererat tali silaturahmi antarwarga.

Dengan ditetapkannya tradisi beganjal sebagai Warisan Budaya Takbenda Indonesia, masyarakat Lingga memiliki tanggung jawab besar untuk terus melestarikannya.

"Sampai sekarang tradisi beganjal menyeluruh di Kabupaten Lingga, tak hanya di Daik, tapi juga di kecamatan atau perkampungan lain," ujarnya. (Tribunbatam.id/Febriyuanda)

Sumber: Tribun Batam
Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved