Guru Tampar Siswa di Subang Bikin Orantua Ngamuk, Dedi Mulyadi Turun Tangan
Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi bergerak cepat menangani kasus guru menampar siswa di Subang.
Ringkasan Berita:
- Viral di media sosial orangtua marah gara-gara anaknya ditampar guru
- Siswa ditampar karena berulang kali kesalahan
- Dedi Mulyadi turun tangan
TRIBUNBATAM.id - Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi bergerak cepat menangani kasus guru menampar siswa di Subang.
Kasus ini mencuat setelah orangtua mengamuk gara-gara anaknya ditampar guru.
Orangtua bernama Deni Rukmana (38) tidak terima anaknya ditampar.
Deni protes tindakan sang guru yang menampar anaknya berinisial ZR yang terjadi setelah upacara pada Senin (3/11/2025).
Merespons kasus perselisihan guru dan orang tua siswa itu membuat Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi tak tinggal diam.
Lewat unggahan di instagram pribadinya, Dedi Mulyadi membagikan bertemu langsung sang guru.
“Saya bertemu dengan guru dan kepala sekolah SMP 2 Jalancagak yang kemarin sempat muncul di media sosial, bersitegang antara orang tua siswa dengan guru,” ujar Dedi Mulyadi.
Dalam kesempatan itu, Dedi Mulyadi bertanya soal duduk perkara atau hal yang melatarbelakangi guru tersebut menampar siswanya tersebut.
Sang guru yang bernama Rana Saputra itu mengakui tindakannya telah menampar siswanya.
Meski begitu, Rana, guru mata pelajaran IPS itu menjelaskan alasan penamparan itu terjadi.
“Dia (siswa) pelanggarannya merokok, kemudian berkelahi, menganggu kelas yang lain, dan terakhir loncat dari pagar,” ujar sang guru, Rana Saputra, dikutip Tribunjabar.id, Rabu (5/11/2025).
Dari penjelasan sang guru, Dedi Mulyadi menyinggung bahwa motif guru menampar siswanya itu karena ada pelanggaran yang dilakukan sang siswa.
“Artinya ada kekeliruan, atau keistimewaan berulang yang dilakukan oleh anak tersebut," ujar Dedi.
Kemudian, Dedi Mulyadi mengatakan dirinya telah mendengar keterangan dari pihak sang guru.
Selanjutnya, ia juga akan menemui orang tua siswa yang protes guna menemukan titik temu permasalahan dari kasus penamparan siswa tersebut.
Lebih lanjut, Dedi Mulyadi menyampaikan pesan soal tugas guru mendidik siswa.
Begitu juga dengan tugas orang tua yang mendidik anaknya. “Ketika di sekolah anak menjadi tanggung jawab guru, ketika di rumah tanggung jawab orang tua, jadi dua-duanya harus saling menghargai,”
“Kalau dititipkan di sekolah, percayakan kepada guru”
“Kalau gurunya agak keras sedikit, nah orang tuanya juga harus menyadari kenapa kekerasan itu terjadi”
“Tetapi guru juga harus menyadari tidak semua hal bisa diselesaikan dengan kekerasan,” ujar Dedi Mulyadi.
Kronologi guru tampar siswa
Diketahui peristiwa guru menampar siswanya hingga diprotes orang tuanya ini terjadi di SMPN 2 Jalancagak, Kabupaten Subang, Jawa Barat.
Pihak sekolah mengakui adanya kekeliruan dalam proses pendisiplinan, dan menyebut peristiwa itu berawal dari kesalahpahaman.
Wakasek Sarana dan Prasarana SMPN 2 Jalancagak, Yaumi Basuki, mengatakan bahwa guru tersebut awalnya berupaya menegakkan kedisiplinan karena ZR dan tujuh siswa lain diketahui meloncat pagar sekolah untuk bolos.
"Kejadian kemarin itu sebenarnya bentuk kesalahpahaman antara orang tua siswa dan pihak sekolah. Kami ingin menegakkan kedisiplinan, namun kami juga tidak membenarkan adanya kekerasan fisik," ujar Yaumi saat ditemui Tribunjabar.id di SMPN 2 Jalancagak, Rabu (5/11/2025).
Yaumi menegaskan, setelah kejadian, pihak sekolah langsung melakukan mediasi dengan guru, orang tua ZR, dan pihak sekolah pada Selasa (4/11/2025).
"Kemarin sudah ada pertemuan, sudah saling memaafkan. Guru yang bersangkutan dan orang tua sudah saling menerima," katanya.
Namun, setelah mediasi dan dianggap selesai, pihak orang tua tetap memutuskan untuk mempublikasikan kejadian tersebut di media sosial.
"Kami tidak bisa melarang, itu hak beliau. Tapi pada hari Selasa masalah sebenarnya sudah selesai dan sudah ada kata maaf," Yaumi.
Peristiwa pendisiplinan itu, kata Yaumi, terkait larangan meloncat pagar sekolah yang baru saja selesai dibangun.
"Pagar ini baru selesai dua minggu. Kami sudah wanti-wanti supaya dijaga. Tapi beberapa siswa masih loncat pagar, termasuk sih ZR dan teman-temannta," ucapnya.
Ia mengatakan, pihak sekolah khawatir pagar yang baru dibangun rusak kembali, mengingat sebelumnya bagian pagar sempat roboh karena ulah siswa dan cuaca.
Yaumi menyebut ada delapan siswa yang saat itu mendapat tindakan disiplin berupa tamparan ringan.
"Iya, delapan orang. Guru hanya menampar pelan. Itu dilakukan setelah upacara dan anak-anak belum bubar," katanya.
Meski menyebut tindakan itu sebagai bentuk penegakan disiplin, pihak sekolah mengakui cara tersebut keliru.
"Kami akan mengevaluasi cara pembinaan. Ke depan kami akan mencari solusi bagaimana mendisiplinkan tanpa kekerasan fisik," ujar Yaumi.
Sebelumnya, ZR disebut oleh Yaumi sudah beberapa kali melakukan pelanggaran sejak kelas VII dan orang tua juga pernah dipanggil.
Sementara orang tua ZR, Deni Rukmana (38) menjelaskan maksud dan tujuannya mendatangi sekolah usai anaknya ditampar guru.
Ia menegaskan, kedatangannya ke sekolah hanya untuk mengklarifikasi secara baik-baik.
Namun, menurutnya, situasi memanas karena sang guru merasa tidak terima atas pertanyaannya.
“Awalnya saya datang karena dapat laporan anak saya ditampar beberapa kali. Saya hanya mau menanyakan secara baik-baik saja."
"Tapi salah seorang guru malah menanggapi dengan nada tinggi, seolah merasa tindakannya itu benar,” ujar Deni saat ditemui TribunJabar.id di kediamannya, Rabu.
Wakasek Sarana dan Prasarana SMPN 2 Jalancagak, Yaumi Basuki menuturkan pihak sekolah telah melakukan mediasi dengan guru dan orang tua ZR, Selasa (4/11/2025).
Baik guru maupun orang tua siswa telah sepakat saling memaafkan.
"Kemarin sudah ada pertemuan, sudah saling memaafkan. Guru yang bersangkutan dan orang tua sudah saling menerima," katanya.
Akan tetapi, setelah mediasi dan dianggap selesai, pihak orang tua tetap memutuskan untuk mempublikasikan kejadian tersebut ke media sosial.
"Kami tidak bisa melarang, itu hak beliau. Tapi pada hari Selasa masalah sebenarnya sudah selesai dan sudah ada kata maaf," Yaumi.(*)
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Kronologi Lengkap Guru Tampar Siswa di Subang, lalu Tantang Orang Tua Lapor ke Dedi Mulyadi
| Purbaya - Dedi Panas soal Dana Pemda di Bank, Ternyata Realisasi Transfer ke Jabar Masih Rendah |
|
|---|
| Dedi Mulyadi Umumkan Pelaku Pembunuhan Haji Sahroni dan 4 Anggota Keluarga Sudah Ditangkap |
|
|---|
| Warga Jabar di Batam Minta Tolong KDM, Gubernur Jawa Barat: Saya Segera Hubungi Bapak |
|
|---|
| Bripka Cecep Gugur saat Amankan Pernikahan Wabup Garut, Kapolda Jabar Beri Kenaikan Pangkat |
|
|---|
| Siap Tanggung Jawab soal Insiden Maut di Pernikahannya, Wabup Garut Putri Karlina Nangis Sesenggukan |
|
|---|

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.