Ledakan di Masjid SMAN 72 Jakarta
Ledakan di Masjid SMAN 72 Jakarta, Satu Orang Kritis Diduga Pelaku, Ditemukan Senjata Api
Menurut guru SMAN 72, Totong Koswara, suara ledakan terdengar tiga kali dan berasal dari dalam dan luar masjid.
Ringkasan Berita:
- Ledakan di SMAN 72 Jakarta, yang berada di kompleks TNI AL Kodamar, Kelapa Gading, menyebabkan 54 orang terluka, sebagian besar siswa.
- Ditemukan Senjata Api dan Diduga Ada Unsur Teror
- Polisi menemukan dua senjata api rakitan (pistol Glock dan senapan AK-47) serta bom molotov di sekitar lokasi ledakan.
- Tim Gegana, Densus 88, dan Polda Metro Jaya telah mensterilkan area kejadian dan memeriksa sumber ledakan yang diduga berasal dari sound system masjid sekolah.
TRIBUNBATAM.id, JAKARTA - Ledakan di SMAN 72 Jakarta setidaknya membuat 54 orang terluka. Sekolah ini terletk di SMAN 72 Jakarta, Kelapa Gading, Jakarta Utara.
Kapolda Metro Jaya Irjen Asep Edi Suheri menyebut korban mengalami luka bakar, terkena serpihan, dan benda tajam.
“Ada yang luka ringan, sedang, dan beberapa sudah dipulangkan dari rumah sakit,” ujar Asep, Jumat (7/11/2025).
Satu orang yang ditemukan dalam kondisi luka berat di dekat lokasi diduga sebagai pelaku. Ia disebut tewas, namun belum ada konfirmasi resmi dari Densus 88.
Dalam penyisiran, aparat menemukan dua senjata api rakitan (pistol Glock dan senapan AK-47) serta bom molotov.
Juru Bicara Densus 88 AKBP Mayndra Eka Wardhana menyatakan, “Hingga saat ini Densus 88 masih melakukan pendalaman apakah insiden tersebut terdapat unsur terorisme atau tidak.”
Ledakan terjadi di kompleks TNI AL Kodamar, tempat SMA 72 berada. Menurut guru SMAN 72, Totong Koswara, suara ledakan terdengar tiga kali dan berasal dari dalam dan luar masjid.
Video amatir menunjukkan siswa berlarian keluar masjid, beberapa tergeletak di halaman sekolah.
Tim penjinak bahan peledak tiba pukul 13.35 WIB dan langsung mensterilkan area.
Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Budi Hermanto mengatakan, “Masih didalami lagi, ada SOP khusus, kita belum tahu asal muasal ledakan dari apa.”
Para korban dirawat di RS Yarsi dan RS Islam Cempaka Putih. Posko darurat didirikan untuk keluarga dan pendamping siswa.
Psikolog dari Dinas Pendidikan DKI Jakarta mulai diterjunkan untuk menangani trauma pelajar.
Peristiwa ini memicu sorotan publik terhadap standar keamanan sekolah, terutama di lingkungan strategis seperti kompleks militer.
Pemerhati pendidikan dan lembaga advokasi HAM mendesak pemerintah segera mengaudit SOP pengamanan sekolah dan mempercepat investigasi.

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.