PAHLAWAN NASIONAL
Profil Marsinah Aktivis Buruh Dianugerahi Gelar Pahlawan Nasional, Intip Perjuangannya
Marsinah juga diangugerahkan gelar Pahlawan Nasional karena dianggap sebagai simbol perjuangan buruh perempuan dan korban pelanggaran HAM.
TRIBUNBATAM.id - Aktivis dan buruh pabrik masa Orde Baru bernama Marsinah ditetapkan menjadi Pahlawan Nasional Indonesia.
Sosok wanita kelahiran 10 April 1969 itu tentu sudah tidak asing bagi masyarakat Indonesia.
Marsinah menjadi korban penculikan berujung pembunuhan pada 8 Mei 1993 silam.
Kala itu, Marsinah bekerja di Perusahaan pada PT Catur Putra Surya (CPS) Porong, Sidoarjo, Jawa Timur.
Dilansir dari Wikipedia dan berbagai sumber, Marsinah yang aktif dalam aksi unjuk rasa itu memperjuangkan hak-hak buruh di tahun 1993.
Wanita kelahiran Nganjuk, Jawa Timur tersebut terlibat dalam unjuk rasa pada tanggal 2 Mei 1993 di Tanggulangin, Sidoarjo.
Sehari setelahnya, buruh mencegah teman-temannya bekerja sebagai aksi memperjuangkan hak-haknya.
Pada 4 Mei 1993, para buruh mengajukan 12 tuntutan, termasuk perusahaan harus menaikkan upah pokok dari Rp1.700 per hari menjadi Rp2.250 per hari.
Selain itu, mereka juga ingin tunjangan tetap Rp550 per hari bisa diterima, termasuk oleh buruh yang absen.
Puncaknya pada 5 Mei 1993, Marsinah menjadi salah seorang dari 15 orang perwakilan karyawan yang melakukan perundingan dengan pihak perusahaan.
Lalu tanpa Marsinah, sebanyak 13 buruh yang dianggap menghasut unjuk rasa digiring ke Komando Distrik Militer 0816/Sidoarjo.
Marsinah lantas mendatangi Kodim Sidoarjo untuk menanyakan keberadaan rekan-rekannya yang sebelumnya dipanggil.
Baca juga: Soeharto Resmi Pahlawan Nasional, Diusulkan Sejak Era SBY dan Jokowi Disetujui Zaman Prabowo
Memasuki pukul 22.00 WIB, Marsinah dinyatakan menghilang.
Selama tiga hari menghilang, Marsinah baru ditemukan dalam keadaan tewas pada tanggal 8 Mei 1993.
Sebenarnya proses penyelidikan kasus pembunuhan Marsinah sudah dilakukan oleh pihak kepolisian.
Bahkan, polisi telah menetapkan sejumlah tersangka terlibat pembunuhan Marsinah yang kebanyakan merupakan petinggi PT CPS dan stafnya.
Namun, publik masih tidak puas dengan penyelidikan kasus pembunuhan Marsinah tersebut.
Muncul tuduhan bahwa penyelidikan kasus ini telah direkayasa dan ditutupi oleh pihak kepolisian.
Beberapa pihak diadili atas pembunuhan tersebut, namun selanjutnya dibebaskan setelah diketahui bahwa mereka dipaksa mengakui perbuatannya.
Paling menjadi sorotan tentu bukti keterlibatan militer dalam pembunuhan Marsinah, kendati demikian para pelaku tidak pernah dibawa ke pengadilan.
Hingga kini publik hanya bisa mengenang jasa-jasa serta perjuangan Marsinah.
Atas perjuangannya, Marsinah mendapatkan penghargaan Yap Thiam Hien di tahun 1993.
Penghargaan Yap Thiam Hien diberikan oleh Yayasan Yap Thian Hien kepada orang-orang yang dinilai berjasa dalam upaya penegakan hak asasi manusia di Indonesia.
Selain itu, terdapat monumen Pahlawan Buruh Marsinah dibangun sebagai pahlawan buruh nasional di Nganjuk, Jawa Timur.
Tak hanya itu saja, Marsinah juga diangugerahkan gelar Pahlawan Nasional karena dianggap sebagai simbol perjuangan buruh perempuan dan korban pelanggaran Hak Asasi Manusia pada masa Orde Baru.
Jasa Marsinah selalu dikenang setiap perayaan Hari Buruh Internasional yang diperingati tanggal 1 Mei.
Profil Marsinah
Marsinah adalah anak kedua dari tiga buah hati pasangan Sumini dan Mastin.
Masa kecil Marsinah diasuh oleh neneknya Puirah dan bibinya Sini di Nglundo, Nganjuk, Jawa Timur.
Marsinah kecil bersekolah di SD Negeri Karangasem 189 kemudian lanjut ke jenjang SMP Negeri 5 Nganjuk.
Demi menambah penghasilan nenek dan bibinya, Marsinah kecil sering begadang untyuk menjual makanan ringan.
Setelah itu, Marsinah menghabiskan masa remajanya di Pondok Pesantren Muhammadiyah.
Namun, pendidikan Marsinah terpaksa harus terhenti karena kekurangan biaya.
Dia pertama kali bekerja di pabrik plastik SKW kawasan industri Rungkut.
Tetapi, gajinya jauh dari cukup sehingga untuk memperoleh tambahan penghasilan, Marsinah juga berjualan nasi bungkus di sekitar pabrik seharga Rp 150 per bungkus.
Selama bekerja di pabrik ini, Marsinah dikenal vokal menyuarakan ketidakadilan dan ketimpangan.
Ia kerap menjadi juru bicara bagi rekan-rekan sesama pekerjanya.
Biodata
- Lahir: Nganjuk, 10 April 1969
- Menghilang: 5 Mei 1993 (pada umur 24 tahun) di Tanggulangin, Sidoarjo, Jawa Timur, Indonesia
- Status: Hilang dari 5 – 8 Mei 1993 (3 hari)
- Sebab meninggal: Pembunuhan
- Penemuan jasad: 8 Mei 1993 di Wilangan, Nganjuk, Jawa Timur, Indonesia
- Kebangsaan: Indonesia
- Pendidikan: Sekolah Menengah Atas (SMA)
- Pekerjaan: Pekerja pabrik/serikat pekerja
- Orang tua: Astin (ayah)Sumini (ibu)
- Penghargaan: Penghargaan Yap Thiam Hien (1993)
- Film: Marsinah, Cry Justice (2001)
(TribunBatam.id)
Baca juga Berita TribunBatam.id lainnya di Google News
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/batam/foto/bank/originals/Marsinah-terima-gelar-Pahlawan-Nasional.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.