Alex Pastoor Usai Dipecat Timnas Indonesia: Tim Peringkat 119 Ingin ke Piala Dunia, Itu Tak Logis

TRIBUNBATAM.id, AMSTERDAM - Hanya lima hari setelah dipecat dari tim pelatih Timnas Indonesia, Alex Pastoor mulai berbicara soal Timnas Garuda.

Dikutip dari media Belanda, Voetbal International, mantan asisten pelatih Patrick Kluivert, Alex Pastoor, ternyata berpikiran pesimis dengan tanggungjawab yang diberikan PSSI kepada mereka meloloskan tim ke Piala Dunia.

Alex Pastoor mengatakan Timnas Indonesia yang berada di peringkat 119 dinilai sebagai target yang tidak logis.

Alex Pastoor adalah satu di antara tim kepelatihan Timnas Indonesia yang masuk dalam gerbong 'pemecatan' oleh PSSI setelah gagal melolos Timnas Indonesia ke Piala Dunia 2026.

Menurut mantan pelatih Almere City itu, gagal membawa skuad Garuda lolos ke putaran final Piala Dunia 2026 menjadi penyebab mereka dipecat.

Alex Pastoor bisa memahami alasan ini, tetapi sebagai tim pelatih, ia memiliki pembelaan bahwa timnya sudah bekerja semaksimal mungkin untuk mwujudkan impian lolos ke Piala Dunia.

Terutama dalam menekankan kepada para pemain, bahwa ada tanggung jawab besar pada mereka untuk membawa timnas bisa lolos ke Piala Dunia.

Namun, tekanan kepada pemain masih belum cukup membawa Timnas Indonesia mewujudkan mimpi ke Piala Dunia.

"Tidak berhasil, itu menjadi jelas dengan cepat," kata Alex Pastoor seperti dikutip dari laman Voetbal International.

"Sebenarnya, baik di lapangan maupun di staf kepelatihan, kami berusaha menjelaskan kepada para pemain apa yang diharapkan dari mereka." 

"Saya rasa kami telah melakukan itu sepenuhnya, tapi itu tidak cukup untuk mengalahkan negara-negara sekaliber ini (Arab Saudi dan Irak)," katanya.

Alex Pastoor mengaku tidak terkejut dengan dampak dari kegagalan mereka membawa Indonesia ke Piala Dunia.

Reaksi pendukung Timnas Indonesia akibat kegagalan itu kemudian membuat mereka berubah pikiran.

Ia memikirkan sentimen yang berubah negatif terhadap tim pelatih dari Belanda dan ke PSSI itu sendiri.

Konsultasi pun dilakukan beberapa hari setelah pulang dari Arab Saudi, sebelum akhirnya diputuskan mengakhiri kerjasama.