Setiap Akhir Selalu Terjadi Pemadaman Listrik di Tanjungpinang

Pemadaman listrik di akhir pekan ini sudah seperti suatu kebiasaan selama beberapa bulan terakhir.

www.romokoko.com
Ilustrasi akibat pemadaman aliran listrik di Kota Tanjungpinang, Provinsi Kepulauan Riau. 

Laporan Wartawan Tribun Batam, Thomas T. Limahekin

TANJUNGPINANG, TRIBUN - Listrik di Kota Tanjungpinang selalu padam setiap Sabtu. Pemadaman listrik di akhir pekan ini sudah seperti suatu kebiasaan selama beberapa bulan terakhir.

Listrik padam lagi, pada Sabtu (18/10/2014) di sejumlah daerah. Durasi pemadamannya sekitar 2-3 jam. Alasan yang dikemukan pihak PLN atas pemadaman ini adalah pemindahan jaringan listrik karena terganggu oleh pembangunan gedung pemerintahan.

"Hari ini kami terpaksa memadamkan listrik. Ada pemindahan jaringan listrik yang terganggu oleh pembangunan gedung pemerintahan."

"Pembangunan itu mengganggu jaringan listrik kami yang sudah ada," ujar Sikkat Sinaga, Kepala Bagian (Kabag) Pembangkit PLN Area Tanjungpinang, Sabtu (18/10/2014) tengah hari.

Sikkat juga memang membenarkan bahwa PLN biasa memadamkan listrik setiap Sabtu. Dia beralasan, Sabtu adalah hari yang tepat.

Karena pada hari itu tidak ada aktivitas perkantoran. Pemadaman dilakukan dengan pertimbangan tidak mengganggu aktivitas perkantoran.

"Kami harus mencari waktu yang tepat di mana tidak ada aktivitas perkantoran. Nah, Sabtu menurut kami adalah waktu yang tepat. Setiap Sabtu kami bisa melakukan pemeliharaan rutin," timpal Sikkat.

Pemeliharaan rutin menjadi satu dari sekian alasan klasik yang acapkali dilontarkan PLN ketika ditanya soal penyebab pemadaman listrik.

Ada kelelawar yang tabrak jaringan listrik, pohon tumbang mengenai kabel listrik, petir menyambar gardu tertentu dan PT. CTI belum optimal menyuplai daya listrik dari PLTU Galang Batang adalah rentetan alasan klasik lain yang selalu diutarakan PLN setiap kali ada pemadaman listrik.

Akhir-akhir ini entah karena apa, kelelawar yang menabrak jaringan listrik atau pohon tumbang menimpa kabel listrik tidak lagi dipakai sebagai alasan.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved