Pertempuran Meletus di Marawi, Presiden Duterte Persingkat Kunjungan di Rusia

Akibat perubahan jadwal ini maka pertemuan Duterte dan PM Rusia Dmitry Medvedev yang dijadwalkan digelar pada Rabu (24/5/2017) juga batal

Editor: Mairi Nandarson
MAXIM SHEMETOV / POOL / AFP
Presiden Filipina Rodrigo Duterte bertemu Presiden Rusia Vladimir Putin di Moskwa, Selasa (23/5/2017). 

BATAM.TRIBUNNEWS.COM, MANILA - Presiden Filipina Rodrigo Duterte terpaksa mempersingkat kunjungan kerjanya di Rusia setelah kelompok bersenjata serang kota Marawi pada Selasa (23/5/2017).

Namun, sebelum bertolak kembali ke Filipina, Duterte sempat meminta bantuan dari Presiden Vladimir Putin dalam upaya memberantas militan yang berafiliasi dengan ISIS.

"Saya minta maaf jika harus cepat-cepat pulang. Saya ingin membeli, jika Anda bisa memberikan kami pinjaman lunak sekara, persenjataan yang oleh Amerika dibekukan penjualannya," kata Duterte seperti dikutip situs berita Rappler.

Seharusnya Duterte melaksanakan kunjungan kerja selama lima hari sebelum krisis di Marawi muncul.

Aparat Kepolisian Filipina memeriksa barang bawaan warga di Kota Marawi, Rabu (24/5/2017). di mana pecah pertempuran antara kelompok bersenjata dan pasukan keamanan pada Selasa sore (23/5/2017).
Aparat Kepolisian Filipina memeriksa barang bawaan warga di Kota Marawi, Rabu (24/5/2017). di mana pecah pertempuran antara kelompok bersenjata dan pasukan keamanan pada Selasa sore (23/5/2017). (AFP/TED ALJIBE)

Baca: Siapa Sosok Isnilon Hapilon Terkait Pertempuran yang Meletus di Marawi?

Baca: Presiden Duterte Terbang ke Rusia Temui Vladimir Putin. Ini Alasannya

Akibat perubahan jadwal ini maka pertemuan Duterte dan PM Rusia Dmitry Medvedev yang dijadwalkan digelar pada Rabu (24/5/2017) juga batal.

Sementara itu, Presiden Putin berharap konflik yang terjadi di kota Marawi bisa segera diselesaikan dengan kerugian yang sesedikit mungkin.

Dia juga menegaskan, melihat adanya prospek cerah kerja sama ekonomi dan militer kedua antara Rusia dan Filipina di masa depan.

Di Marawi, baku tembaku mengakibatkan dua tentara dan seorang polisi tewas serta 12 lainnya tewas di kota berpenduduk 200.000 dengan mayoritas penduduk beragama Islam itu.

Baca: Presiden Duterte: Silahkan Laporkan Saya ke Pengadilan Kriminal Internasional

Baca: ALAMAK! Duterte Ancam Penggal Kepala Para Penentang Perang Melawan Narkoba

Kelompok miiltan Maute menduduki beberapa gedung serta membakar sebuah gereja, sekolah, dan penjara.

Meski demikian, juru bicara kepresidenan Ernesto Abella, menegaskan pasukan pemerintah sudah menguasai keadaan di ibu kota provinsi Lanao del Sur itu.

"Kelompok militan itu tak ragu dalam membuat kekacauan, membunuh warga tak berdosa, dan menghancurkan properti," ujar Abella.

Kelompok militan Maute dan Abu Sayyaf telah menyatakan kesetiaan kepada ISIS dan menyulitkan militer Filipina di saat Duterte berniat untuk memberantas kedua kelompok ini.(*)

* Berita ini juga tayang di Kompas.com dengan judul Akibat Baku Tembak di Marawi, Duterte Langsung Tinggalkan Rusia

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved