Heboh! Diduga Praktik Perdukunan, Polisi Turunkan Bendera Aneh di Karimun!
Heboh! Diduga Praktik Perdukunan, Polisi Turunkan Bendera Aneh di Karimun!
BATAM.TRIBUNNEWS.COM, KARIMUN - Aparat Kepolisian dan TNI menurunkan bendera-bendera aneh dari atas sebuah bangunan publik di Kecamatan Meral Barat, Sabtu (29/7/2017).
Baca: Rakerda PDIP Tanjungpinang Usung Lis Calon Tunggal Walikota!
Baca: Sebelum 17 Agustus Lis Lantik Pejabat Eselon III Pemko Tanjungpinang, Ini Bocoran Jabatannya!
Baca: Nurdin Semringah, Gubernur Kepri Sudah Paraf 3 RPP KEK. Ini Detail Peraturan Pemerintahnya!
Baca: Mengharukan! Pengantar Jamaah Calon Haji Bintan Lepas Hingga Bayangan Kapal Hilang!
Penurunan bendera ini dilakukan karena adanya informasi yang berkembang di masyarakat mengenai praktik ritual dan perlombaan gaib. Bendera tersebut berwarna hijau, berlancang kayu dan memiliki logo-logo aneh serta tulisan-tulisan arab.
Setelah ditelusuri, ternyata dua orang pria yang masing-masing berinisial S warga Kecamatan Meral Barat dan W warga Kecamatan Meral yang telah memasangnya pada Kamis (27/7) sekira pukul 05.30 WIB.
"Kanit Reskrim, Kanit Intelkam dan dua anggota Reskrim mendatangi rumah saudara S untuk mendengarkan keterangan tentang pemasangan bendera itu," kata Polsek Meral, AKP Badawi, Minggu (30/7/2017).
Dari pengakuan S kepada polisi, bendera itu disebut bujur sangkar nusantara. Ia mengatakan telah menyampaikan atau mengirimkan surat pemberitahuan kepada Camat Meral Barat dengan tembusan kepada Gubernur Kepri, Bupati Karimun dan beberapa instansi lain terkait pemasangan.
Namun karena merasa waktu pemasangan bendera telah tiba, sementara Camat Meral Barat tidak memberikan tanggapan S dan W kemudian tetap melaksanakannya.
Maksud bendera itu menurut S merupakan kegiatan syukuran penerimaan benda berupa intan di bukit Pantai Pongkar yang berasal dari alam ke alam manusia melalui proses ritual gaib. Bahkan S menyebutkan memiliki sertifikat berlian yang dikeluarkan oleh negara Singapura. S sendiri mengaku sebagai pengelola Bank Berlian Intan (BBI).
S pun mengatakan akan berangkat ke Jakarta untuk menemui Presiden RI dan Menteri Keuangan untuk menyerahkan Benda yang berbentuk intan tersebut dengan tujuan dapat membayar hutang negara usai perayaan hari Kemerdekaan tahun 2017.
Badawi menyebutkan pihaknya telah melihat benda yang disebutkan S sebagai Intan. Namun S menolak ketika diminta untuk menunjukkan sertifikat yang diakui diperoleh dari Singapura itu.
Dari penelusuran pihaknya, lanjut Badawi, S mencari orang yang ingin berinvestasi kepadanya. Namun hingga saat ini belum ada ditemukan warga yang mengikuti ajakan S tersebut.
"Kita lihat cuma batu-batu saja. Kita masih pantau jika ada dugaan tindak kriminal," jelas Badawi. (*)