Mengejutkan! Mantan Pejabat Facebook Ini Sebut Media Sosial Rusak Tatanan Masyarakat. Ini Sarannya

"Saya merasa sangat bersalah. Kami telah menciptakan alat pemecah belah masyarakat," kata Chamath Palihapitiya

Editor: Mairi Nandarson
TheVerge
Chamath Palihapitiya, mantan bos Facebook 

TRIBUNBATAM.id STANFORD - Mantan pejabat eksekutif Facebook lagi-lagi angkat bicara soal dampak negatif jejaring sosial tersebut.

Kali ini adalah Chamath Palihapitiya, pria yang bergabung di Facebook pada 2007 lantas menjadi Vice President User Growth Facebook.

"Saya merasa sangat bersalah. Kami telah menciptakan alat pemecah belah masyarakat," kata dia.

Hal tersebut ia ungkapkan di saat acara kelulusan mahasiswa Stanford School of Business. Selanjutnya Chamath Palihapitiya juga mengajak masyarakat untuk rehat dari media sosial.

Baca: Anak Zaman Now Lebih Suka Nonton Video. Lebih Stress Lihat Video Buffering Dibanding Jalan Macet

Baca: Tolak Ubah Sikap Soal Yerussalem, AS Veto Rancangan Resolusi 14 Anggota Dewan Keamanan PBB

Baca: Tahukah Anda, Kenapa Rumah Presiden AS Dinamakan Gedung Putih? Ternyata Begini Sejarahnya

Kritik Chamat Palihapitiya sejatinya tak khusus menyasar Facebook, tetapi ekosistem online secara keseluruhan.

Ia menyayangkan ketika interaksi manusia di ranah online diukur melulu lewat ikon jempol, like, dan heart.

"Perputaran respons jangka pendek via media sosial menghancurkan tatanan masyarakat. Tak ada kerja sama, banyak informasi salah, dan tak benar yang beredar. Ini bukan masalah Amerika atau Rusia, ini adalah masalah global," katanya.

Ia kemudian mengingatkan soal insiden di India beberapa saat lalu.

Pesan hoax berantai via WhatsApp berisi tuduhan terhadap tujuh orang sebagai penculik anak.

Ujung-ujungnya tujuh orang itu dihukum mati, padahal sebenarnya tak bersalah.

"Bayangkan peristiwa tersebut dibawa ke cakupan lebih besar, ketika orang-orang jahat bisa memanipulasi sekelompok orang untuk melakukan apa yang mereka inginkan," katanya.

Secara pribadi Chamath Palihapitiya mengaku kini membatasi eksistensinya di Facebook.

Sumber: Kompas.com
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved