Historia
Awalnya Takut Dekati Bu Tien! Terungkap Inilah Alasan Soeharto Nekat Menaksir Bu Tien!
Di sana, Hartinah merupakan adik kelas Soeharto. Kebetulan dia satu kelas dengan Sulardi, sepupu Soeharto
TRIBUNBATAM.ID-Pasangan Soeharto-Siti Hartinah berdekade lamanya menjadi panutan di ngeri ini. Bukan saja lantaran status presiden dan ibu negara saja, namun juga kisah cinta keduanya di masa muda.
Indonesia semasa zaman Perang Kemerdekaan. Pemuda Soeharto menjadi tentara. Pemudi Sri Hartinah aktif di Laskar Wanita (Laswi) dan Palang Merah Indonesia.
Baca: Prabowo Subianto-Titiek Soeharto Kompak Dampingi Sang Anak! Penampakannya Bikin heboh!
Baca: Inilah 10 Orang Terkaya Dunia Sepanjang Masa! Kekayaan Mansa Musa Paling Fenomenal!
Baca: Mengejutkan! Bulan Kelahiran Bongkar Watak Asli Anda! Nomor 4 Paling Keren!
Baca: Terungkap! Posisi Favorit Tidur Ungkap 6 Kepribadian Asli Anda! Nomor 6 Paling Mengejutkan!
Namun jangan pernah membayangkang mereka bertemu di medan juang. Si tentara terluka dan sang wanita PMI membalut lukanya dengan selendang laiknya film-film romantis.
Kisah cinta Soeharto, presiden kedua republik ini jauh dari itu semua. Toh tak berarti romansa mereka biasa-biasa saja. Mereka saling mencintai tanpa hiruk pikuk. Cinta yang mewujud dalam setiap laku dan napas.
Hingga akhir hayat, hanya ada satu nama wanita di hati Soeharto, juga hanya ada satu nama pria di hati Tien, sapaan Sri Hartinah.
“Kami, istri saya dan saya, memang sama-sama setia, saling mencintai, penuh pengertian, dan saling memercayai”-Soeharto.
MEMORI BANGKU SEKOLAH
Soeharto dan Hartinah sudah saling kenal sejak kanak-kanak. Keduanya sama-sama bersekolah di satu SMP, di Wonogiri, Jawa Tengah.
Di sana, Hartinah merupakan adik kelas Soeharto. Kebetulan dia satu kelas dengan Sulardi, sepupu Soeharto.
Soeharto sendiri diceritakan tak pernah menunjukkan tanda-tanda naksir kepada Hartinah. Justru Hartinah yang sempat berkelakar kepada Sulardi bahwa suati saat nanti dirinya akan menjadi kakak ipar Sulardi.
Selepas sekolah, keduanya berpisah. Soeharto melanjutkan ke PETA dan terjun ke dunia ketentaraan. Sementara Hartinah aktif di Laswi dan PMI.
Yogyakarta, 1947. Suatu hari, Soeharto yang sudah menginjak 27 tahun, bertandang ke kediaman keluarga Prawirowiardjo yang lama mengasuhnya.