Ngeri! Demi Kejar Bonus, Driver Online Nekat 'Tembak-tembakan'! Begini Reaksi Grab dan Gojek!
Persaingan jasa transportasi online sudah nyaris sikut-sikutan. Bahkan demi mengejar bonus, sesama mereka rela istilahnya 'tembak-tembakan'
TRIBUNBATAM.ID, SEMARANG - Sudah hampir dua bulan terakhir, Budi, bukan nama sebenarnya, menjadi mitra kerja penyedia layanan taksi online, Grab. Ia memutuskan menjadi sopir karena tergiur pundi-pundi uang yang bisa dihasilkan.
Tapi jangan salah, pundi-pundi uang itu bukanlah dari upah yang dibayar oleh penumpang, melainkan bonus yang diterima dari capaian jumlah penumpang per periode waktu tertentu.
Menurut dia, uang bonus jauh lebih besar dibandingkan dengan biaya perjalanan penumpang.
Baca: Pernikahannya Sempat Menghebohkan Medsos! Penampakan Slamet dan Nenek Rohaya Bikin Kaget!
Baca: Nekat Keroyok Pilot TNI AU! Preman-preman Ini Jatuh Pingsan Ketakutan Dihajar Jet Tempur F-16!
Baca: Terungkap! Inilah Alasan Ilmiah Pria Tak Boleh Memakai Emas! Begini Risiko Terburuknya!
Baca: Heboh! 8 Tahun Jadi Anggota DPR RI, Terungkap Segini Kekayaan Primus Yustisio!
Di Grab, ada empat penggolongan bonus. Pukul 06.00-08.00, jika mitra bisa melayani dua penumpang akan mendapatkan bonus Rp 80 ribu, tiga penumpang mendapatkan Rp 120 ribu, dan empat penumpang mendapatkan Rp 160 ribu.
Selanjutnya pada pukul 11.00-14.00, jika mitra bisa melayani tiga penumpang akan mendapatkan bonus Rp 120 ribu, empat penumpang mendapatkan Rp 150 ribu, dan lima penumpang mendapatkan Rp 180 ribu.
Kemudian pukul 17.00-20.00, jika mitra bisa melayani empat penumpang akan mendapatkan bonus Rp 160 ribu, lima penumpang mendapatkan Rp 180 ribu, dan enam penumpang mendapatkan Rp 210 ribu.
Terakhir bonus Rp 100 ribu jika dalam 24 jam mitra bisa melayani 14 rute. Bonus akan dikalkulasikan setiap hari sebagai pendapatan mitra setelah dipotong pajak 20 persen.
Untuk bisa mencapai target, banyak driver yang berbuat curang dengan memanfaatkan kelemahan sistem. Itu sebabnya, di kalangan driver dikenal istilah 'nembak' atau mencari penumpang fiktif.
Tujuannya tak lain agar jumlah minimal order per periode waktu tertentu bisa dipenuhi, sehingga mendapatkan bonus.
Budi menjelaskan, nembak adalah si driver bekerjasama dengan pihak kedua, yang memiliki akun layanan taksi online, bisa juga sesama sopir. Selanjutnya, pihak kedua itu membuka aplikasi dan melakukan order di dekat driver.
Sehingga dengan otomotis si driver bersangkutan yang akan mendapatkan order karena kedekatan jarak pemesanan. Kemudian, sopir tinggal menjalankan mobilnya ke lokasi tujuan tanpa pihak kedua perlu menumpang atau pun membayar.
