Ngeri! Demi Kejar Bonus, Driver Online Nekat 'Tembak-tembakan'! Begini Reaksi Grab dan Gojek!

Persaingan jasa transportasi online sudah nyaris sikut-sikutan. Bahkan demi mengejar bonus, sesama mereka rela istilahnya 'tembak-tembakan'

dok tribunjateng
Ilustrasi 

Sebenarnya upaya ini adalah tindak kecurangan atau menyalahi aturan. Tetapi, cukup banyak mitra yang melakukannya karena tergiur bonus. Jika cara itu diketahui penyedia layanan, akun bersangkutan bisa dibekukan atau istilahnya di-suspend.

"Kalau sudah di-suspend, yang bersangkutan tidak bisa lagi menerima order. Bisa dalam hitungan jam, bahkan paling parah suspend permanen atau selamanya, sehingga tidak bisa lagi menjadi mitra," terangnya.

Sejauh ini, Budi belum pernah menerima suspend. Padahal, 60 persen pekerjaannya mengandalkan penumpang fiktif, atau tembakan.

Ia menilai, kondisi itu disebabkan pengawasan penyedia layanan taksi online Grab belum begitu ketat. Tidak seperti Gojek (Gocar) yang menurutnya lebih mudah men-suspend mitranya.

Jika di-suspend permanen pun sebenarnya tidak menjadi soal. Sebab, yang bersangkutan bisa mendaftar ulang menggunakan identitas orang lain, biasanya teman dekat atau orang yang sudah dikenal.

"Jadi nanti yang bersangkutan tetap kerja, tetapi pakai identitas orang lain," imbuhnya. Uang bonus menjadi daya tarik para mitra bekerja di taksi online.

Sebab, jika hanya mengandalkan tarif dari orderan penumpang, menurut Budi, besarannya hanya cukup untuk membeli bensin.

"Paling berapa sih kalau mengandalkan penumpang, sekali order paling hanya Rp 10 ribu-Rp 20 ribu. Tapi dengan bonus, sehari saya bisa dapat minimal Rp 500 ribu," imbuhnya.

Longgarnya pengawasan itulah yang mebuat Budi lebih memilih menjadi mitra Grab dibandingkan dengan Gojek.

Ilustrasi
Ilustrasi (KOMPAS.COM)

Curiga permainan sesama driver

Driver taksi online lainnya, sebut saja Damianus, saat ini mengaku juga menggunakan akun milik orang lain. Menurut dia, akun pribadi miliknya juga terkenan suspend pada awal tahun kemarin.

Dia diputus mitra oleh penyedia aplikasi lantaran dinilai berperforma buruk saat melayani customer.

Padahal, ia selalu ramah serta menaikkan-mengantarkan penumpang sesuai titik penjemputan dan tujuan.

"Ceritanya, saya malam-malam dapat penumpang, titik jemput di tempat umum, pun kemudian tujuannya juga tempat umum, jaraknya dekat sekitar 1,5 kilometer saja.

Dua hari kemudian, saya di-PM, setelah saya konfirmasi katanya ada penumpang yang kasih bintang satu, dan melayangkan komplain," ucapnya.

Halaman
123
Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved