CEO Facebook Akui Pihaknya Mematai-matai Isi Messenger para Penggunanya, Tak Ada Lagi Privasi?

CEO Facebook, Mark Zuckerberg mengakui pihaknya memang memata-matai isi pesan para pengguna aplikasi Facebook Messenger.

Paul Marotta / GETTY IMAGES NORTH AMERICA / AFP
Mark Zuckerberg memberikan sambutan dalam upacara wisuda ke-366 Universitas Harvard pada Kamis (25/5/2017). 

TRIBUNBATAM.id- Isu pelanggaran privasi yang dilakukan Facebook semakin menjadi-jadi.

Bahkan kali ini, media sosial yang didirikan pada 2004 silam ini mengakui bahwa mereka memang memata-matai isi pesan para pengguna aplikasi Facebook Messenger.

Pesan yang dimaksud dalam hal ini termasuk link atau tautan dan foto/gambar yang dikirim lewat platform Messenger.

Pernyataan ini dilontarkan langsung oleh CEO Facebook, Mark Zuckerberg dalam sebuah sesi wawancara kepada Bloomberg.

Menurut Mark, tindakan ini dilakukan sebagai pencegahan agar platform pesan instan ini tidak disalahgunakan.

Dalam pernyataannya, Mark mengatakan bahwa Facebook memang memiliki aturan terkait konten yang disebarluaskan oleh pengguna.

Aturan ini disebut sebagai "Community Standard" dan jika konten tersebut tak sesuai, maka Facebook berhak untuk menghapusnya.

"Dalam hal ini sistem kami mendeteksi apa yang sedang terjadi. Kami bisa saja menghentikan pesan itu," ungkap Mark.

Kemudian ia menceritakan, pada suatu ketika ia mendapat laporan adanya tindak penyalahgunaan platform Facebook Messenger ketika terjadi krisis kemanusiaan Rohingya.

Baca: NGERI! Sedang Live Facebook, Kepala Pria Ini Ditembak Teman Wanitanya Sendiri

Baca: Mozilla Klaim Miliki Jurus Tangkal Kebocoran Data Facebook. Begini Cara Kerjanya

Menurutnya, ada banyak pengguna yang menyebarkan pesan provokatif melalui aplikasi Messenger dan perusahaan memantau pesan-pesan ini.

"Saya ingat ketika suatu pagi saya mendapat telepon dan mendeteksi ternyata ada pengguna yang mencoba menyebar pesan sensasional satu sama lain (terkait propaganda krisis Rohingya)," ungkap Mark sebagaimana dikutip KompasTekno dari Bloomberg, Kamis (5/4/2018).

Pesan-pesan ini kata Mark, sebagian besar adalah ajakan untuk saling berperang dan bersiaga angkat senjata.

Baik itu dari kubu pro Rohingya maupun kubu yang kontra Rohingya, keduanya mengirim pesan serupa yang membuat kondisi semakin tak menentu.

Banner memorial menggantung di atas laman Facebook Mark Zuckerberg pada Jumat (11/11/2016) siang, seolah sang pendiri Facebook itu sudah meninggal dunia.
Banner memorial menggantung di atas laman Facebook Mark Zuckerberg pada Jumat (11/11/2016) siang, seolah sang pendiri Facebook itu sudah meninggal dunia. (Facebook)
Halaman
12
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved