Duka Mendalam Ibunda Razan Najjar yang Gugur Ditembak Israel. "Dia Berdiri dan Tersenyum Kepadaku"
Menurut para saksi mata, saat mendekati korban, Razan yang mengenakan jaket tim medis juga telag mengangkat kedua tangannya
TRIBUNBATAM.ID - Meninggalnya tenaga medis, Razan Najjar karena ditembak tentara Israel, saat melakukan tugasnya, menyisakan kesedihan yang sangat mendalam,
Terutama Ibunda Razan, Sabreen al-Najjar. Dia terus menangis mengingat putrinya tersebut.
Mengutip Al Jazeera, dia mengungkapkan kenangan terakhir bersama Razan.
"Dia berdiri dan tersenyum kepada saya, mengatakan dia menuju ke tempat protes," kata Sabreen di rumahnya Khuza'a, Jalur Gaza selatan.
Baca: Pesan Razan Sebelum Gugur Ditembak Tentara Israel: Di Sini Tiap Hari Ada yang Mati Syahid
Baca: Foto-foto Menyayat Hati Si Cantik Razan Najjar. Tenaga Medis Palestina yang Tewas Ditembak Israel
"Dalam sekejap mata, dia keluar dari pintu. Saya berlari ke balkon untuk mengawasinya di luar tetapi dia sudah berjalan ke ujung jalan," kata Sabreen.
"Dia terbang seperti burung di depanku."
Kala itu adalah aksi demonstrasi Jumat ke-10 yang diadakan oleh Palestina sejak 30 Maret 2018 dekat perbatasan Israel yang dijuluki the Great March of Return.
Di tempat protes di Khuza'a, saksi mengatakan bahwa Razan Najjar mendekati pagar pada hari Jumat dengan mengenakan rompi medisnya.
Niatnya adalah untuk mengevakuasi seorang pengunjuk rasa yang terluka berbaring di sisi lain pagar, setelah dia berhasil membuat lubang.
Menurut para saksi mata, saat mendekati korban, Razan yang mengenakan jaket tim medis juga telag mengangkat kedua tangannya untuk menunjukkan kepada tentara Israel yang berjarak sekitar 100 meter dari dirinya.
Namun, tentara Isral tetap menembak dirinya. Peluru menghunjam dada hingga tembus ke belakang menyisakan lubang.
Razan pun gugur. Dia menjadi orang Palestina ke-119 yang dibunuh oleh pasukan Israel sejak terjadinya perlawanan dan seruan agar warga Palestina bisa kembali ke rumah mereka sejak pengusiran pada 1948. Lebih dari 13.000 orang lainnya telah terluka.
Rida Najjar, juga seorang relawan medis, mengatakan dia berdiri di samping Razan ketika dia ditembak.
"Ketika kami memasuki pagar untuk mengambil para pengunjuk rasa, Israel menembakkan gas air mata ke arah kami," kata pria 29 tahun itu.
"Kemudian seorang sniper menembakkan satu tembakan, yang langsung mengenai Razan. Fragmen peluru melukai tiga anggota lain dari tim kami," katanya.