Tentara Wanita Israel Ini Bantah Telah Menembak Razan Najjar. Dia Mengaku Bukan Sniper
Berdasar aturan perang Internasional dari Konvensi Jenewa, paramedis dilarang ditembak
TRIBUNBATAM.ID - Kematian Razan al Najjar yang diduga sengaja dijadikan target oleh sniper Israel menuai banyak protes.
Pasalnya, berdasar aturan perang Internasional dari Konvensi Jenewa, paramedis dilarang ditembaki.
Tenaga medis (suster atau dokter) tanpa senjata dan tidak terlindung rompi anti peluru harus dilindungi, dan menembak mati mereka berarti melakukan kejahatan perang.
Banyak pendukung kemerdekaan Palestina yang meradang dan menuntut hukuman setimpal bagi tentara Israel yang telah menembak Razan.
Baca: Duka Mendalam Ibunda Razan Najjar yang Gugur Ditembak Israel. Dia Berdiri dan Tersenyum Kepadaku
Baca: Pesan Razan Sebelum Gugur Ditembak Tentara Israel: Di Sini Tiap Hari Ada yang Mati Syahid
Minggu (3/6/2018), beredar foto seorang tentara wanita Israel disandingkan dengan foto Razan al Najjar di media sosial.
Foto tersebut dilengkapi dengan keterangan bahwa Rebecca (nama tentara Israel itu) telah menembak mati Razan.
Sontak saja foto itu meluas bahkan hingga ke media sosial Indonesia.
Banyak komentar negatif ditemukan dalam tiap unggahan foto Rebecca.
Tapi benarkah itu fakta sesungguhnya? Ternyata, kabar tersebut palsu alias hoax semata.
Situs Times of Israel menghubungi langsung Rebecca untuk meminta keterangan darinya.
Rebecca memang seorang tentara IDF (Israel Defense Forces) dan direkrut pada tahun 2014.
Baca: Foto-foto Menyayat Hati Si Cantik Razan Najjar. Tenaga Medis Palestina yang Tewas Ditembak Israel
Baca: Saldo Anda Terpotong Secara Misterius dari Rekening Bank BNI? Jangan Panik, Begini Solusinya!
Namun tidak sekalipun dia menjadi sniper selama bertugas menjadi tentara IDF.
Dia hanya bertugas sebagai tentara biasa dan tidak pernah mengambil pelatihan sebagai penembak jitu.
Saat ini, Rebecca juga sudah tidak aktif dan diberhentikan selamanya dari IDF selama 2 tahun terakhir ini.
Dia memang masih tinggal di Israel, tapi bekerja sosial sebagai relawan guru bahasa Inggris di sekolah dasar di Israel.