Detik-detik Karamnya KM Berkat Anugerah di Lingga, Inilah Kesaksian Anak dari Korban Meninggal!

Saat kejadian tenggelam KM Berkat Anugerah, pompa air mengalami kerusakan, dan mesin pun mati seketika. Inilah kesaksian dari korban selamat!

Penulis: Endra Kaputra |
TRIBUNBATAM/IST
Proses evakuasi korban KM Berkat Anugerah yang tenggelam di Perairan Tanjung Kelit, Lingga, Minggu (24/6/2018) 

TRIBUNBATAM.id, BATAM-Selamat Santo (17) korban selamat kapal tenggelam KM Berkat Anugrah tampak lemas dan masih dalam keadaan trauma mengenang kejadian tersebut.

Siswa kelas dua SMAN 8 Batam ini juga dirundung pilu atas ibundanya yang juga menjadi korban meninggal dunia. Ayahnya yang turut menjadi penumpang kapal tersebut selamat dan masih dalam kondisi lemas.

Santo menyebutkan, saat kejadian tenggelamnya kapal, pompa air mengalami kerusakan, dan mesin pun mati seketika.

Baca: KM Berkat Anugerah Tenggelam! Santo Menangis Dalam Pelukan Sang Kakak saat Pemakaman Korban

Baca: Inilah Hasil Lengkap Matchday 2 Fase Grup Piala Dunia 2018! Ada 6 Negara Lolos, 8 Gagal

Baca: Terkuak! Ditipu Hingga Dibunuh, Ini 5 Kasus Kencan Online yang Berakhir Tragis!

Baca: Ehem! Dulu Musuh Bebuyutan, Kini Jadi Suami Istri dan Kompak Berhijrah Bersama! Siapa Mereka?

"ABK-nya itu bilang pompa air mati, air masuk juga, mesin langsung mati dan makin lama kapal tenggelam," cerita awalnya, Minggu (24/6/2018).

Anak bungsu dua bersaudara ini dengan menggunakan baju kaos biru itu, menyampaikan saat kapal sudah pada posisi tenggelam, ombak yang menghempas kapal membuat posisi berbalik-balik.

"Ombaknya waktu itu kuat, dan kapal sempat berbalik-balik sebanyak dua kali," ujarnya.

Usai itu, Santo yang bisa berenang ini, mendapat arahan dari ayahnya untuk bisa bertahan hidup.

Santo, korban selamat sekaligus anak korban meninggal saat KM Berkat Anugerah karam di perairan Lingga, Minggu (24/6/2018)
Santo, korban selamat sekaligus anak korban meninggal saat KM Berkat Anugerah karam di perairan Lingga, Minggu (24/6/2018) (tribunbatam/endra kaputra)

"Bapak bilang usaha sendiri ya, bapak pegang ibumu ini," ucapanya.

Bertahan selama 4 jam terkantung-kantung di lautan, ternyata pegangan tangan bapaknya kepada ibunya terlepas saat ombak kembali menghantam kapal.

"Bapak kondisinya juga lemas, dan mamak langsung terlepas dan tenggelam. Itu aja ABK nyelam untuk angkat mamak sampai ke permukaan," sebutnya.

Berselang 4 jam lamanya, kapal Oceana yang menyelamatkan penumpang tenggelam, lebih dahulu mengangkat Santo sebelum bapak ibunya.

Santo, beserta ayah dan jenazah ibunya usai di tolong kapal Oceana dibawa ke daerah Tanjung Kelik.

"Katanya namanya Tanjung Kelik, masih di Senayang. Barulah bapak telepon kakak saya memberi kabar atas musibah yang terjadi," ujarnya.

Kecelakaan laut di perairan Lingga, Sabtu (24/2018)
Kecelakaan laut di perairan Lingga, Sabtu (24/2018) (TRIBUNBATAM/IST)

Sambung ceritanya, awalnya Santo beserta Bapak dan Ibunya mudik ke daerah Nipah Panjang Jambi.

"Biasa memang pakai kapal itu, cuma saat itu muatannya banyak kali gak seperti biasa. Naik kapal itu karena sampai ke kampung hanya kapal itu, ongkosnya bayar Rp 250 ribu," ucapnya.

Santo yang masih dalam kondisi lemah, juga terlihat beberapa luka goresan yang terdapat dibagian kaki bagian dengkul dan betis.

"Ini mau istirahat dulu bang, soalnya masih pusing, badan juga pegal-pegal. Masih juga kebayang kejadian itu, masih ingat mamak," ucapnya yang langsung masuk ke rumah untuk beristirahat. (*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved