Mayat Mengapung di Tanjungpinang
Bantah Hendak Kabur saat Ditangkap Polisi, Inilah Alasan Nasrun Berada di KM 16 Bintan
Nasrun, tersangka pembunuhan Supartini, membantah hendak kabur saat ditangkap polisi di KM 16 ke Tanjunguban, Bintan, tiga hari lalu.
TRIBUNBATAM.ID, TANJUNGPINANG-Nasrun, tersangka pembunuhan Supartini, membantah hendak kabur saat ditangkap polisi di KM 16 ke Tanjunguban, Bintan, tiga hari lalu.
Setelah ditetapkan sebagai tersangka kasus pembunuhan Supartini, wanita yang ditemukan mengapung jasadnya di bawah jembatan Dompak arah Wacopek pekan lalu, Nasrun akhirnya buka suara alasannya nekat menghabisi nyawa korban.
Kepada awak media, dia mengaku meragukan janin yang dikandung korban sebagai hasil buah cintan keduanya. "Saya tahu dia punya cowok. Apakah benar itu janin saya," kilahnya saat ditanya media di Polres Tanjungpinang, Jumat (20/7/2018).
Baca: Anggap Teman Selingkuhi Istri, Reno Tikam Wahyu Hingga Tewas di Pasar
Baca: Kasus Pembunuhan Supartini, Pelaku Blak-blakan Alasannya Membunuh
Baca: Kemunculan Buaya Resahkan Warga Kuantan Tanjungpinang, Warga: Sudah Mangsa Anjing Keliaran
Baca: Hindari Konsumsi 5 Buah Ini Bersama dengan Obat, Ini Dampak Buruknya bagi Kesehatan
Dia juga membantah tak bersedia menikahi korban. Sebaliknya, dia mengaku ingin bertanggung jawab. "Saya tidak pacaran. Karena dia punya cowok. Saya gak yakin itu anak saya. Dia juga tak mau saya nikahi," ujarnya.
Saat ditanya apakah Pelaku takut rumah tangganya hancur jika menikah lagi, ia hanya menjawab "Saat ini juga rumah tangga saya sudah hancur," ucapnya.
Dia tak menampik dua bulan terakhir menjalin kedekatan dengan korban. Bahkan, dia juga telah menggauli korban dalam sejumlah kesempatan.

Pelaku juga berdalih tidak ada niatnya menghabisi korban. Dia hanya mengabulkan keinginan korban yang malu menanggung aib. "Dia yang minta untuk dibunuh. Karena tak kuat menanggung aib," kilahnya.
Di akhir, dia mengaku menyesal dan meminta maaf kepada keluarga korban. Nasrun yang dikenal sebagai bos sebuah perusahaan properti di Tanjungpinang,
juga sempat melayat ke kediaman korban di Bukit Cermin, Tanjungpinang Barat mengucapkan belasungkawa.
"Rasa manusiawi. Dan permohonan permintaan maaf saya kepada keluarganya," ucapnya. Namun dirinya tak lama bertakziah, kemudian pamit pulang. "Saya sangat menyesal. Saya minta maaf yang sedalam-dalamnya," katanya.
Dirinya mengaku waswas setelah mayat Supartini ditemukan warga mengapung di sungai. Namun dia membantah kabar yang beredar dirinya hendak melarikan diri saat ditangkap polisi.

"Saya sudah izin cuti seminggu. Mau pulang ke Makasar karena orangtua saya sakit keras," katanya didampingi Kasat Reskrim Polres Tanjungpinang, AKP Dwihatmoko Wiraseno.
Polisi menangkap dirinya di kawasan Batu 16 ke arah Tanjunguban dini hari beberapa hari setelah kejadian. Saat ditangkap, dia bersama seorang temannya.
Seperti diberitakan, sesosok mayat ditemukan mengapung di bawah jembatan arah Wacopek Bintan, Minggu (15/7/2018) pagi.
Kondisi mayat tersebut sangat mengenaskan. Wanita berkulit putih itu masih mengenakan celana jeans baju kaos putih. Kaki dan tangannya terikat dengan tali. Sebagian tubuhnya berada dalam karung.
"Dia dikarungi lalu diikat dengan pemberat," ungkap Ijen, warga di lokasi kejadian.
Beberapa anggota polisi di ruang mayat RSUP Kepri menuturkan, wanita itu mengalami luka sobek di bagian wajah. Pada wajahnya terdapat bekas sayatan barang tajam. (*)