DISPENSASI PARTAI DEMOKRAT
Ini Dia Sederet Tokoh Partai Demokrat yang Menyeberang Dukung Jokowi
Dalam perkembangannya, sejumlah kader Partai Demokrat membelot dan memberikan dukungan kepada pasangan Jokowi-Ma'ruf Amin.
TRIBUNBATAM.id, JAKARTA - Sejumlah kader Partai Demokrat membelot dan berseberangan dengan kebijakan di pusat yang memutuskan untuk mendukun pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.
Keputusan sudah ditanda tangani ketua umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan dibacakan langsung. Saat deklarasi bakal calon presiden Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, dua anak SBY yang juga pengurus Partai Demokrat, Agus Harimukti Yudhoyono (AHY) dan Edhie Baskoro Yudhoyono (Ibas), hadir di acara tersebut.
Dalam perkembangannya, sejumlah kader Partai Demokrat membelot dan memberikan dukungan kepada pasangan Jokowi-Ma'ruf Amin.
Baca: Soal Dispensasi Partai Demokrat: Ada 7 DPD Ingin Dukung Jokowi-Amin Maruf. Ini Alasannya
Baca: 1 Muharram 1440 H - Bolehkah Berpuasa pada 1 Muharram? Ini Dalilnya
Baca: Jangan Macam-macam! Tim Cyber Polda Kepri Intai Penebar Hoax Jelang Pileg dan Pilpres
Siapa saja mereka kader Partai Demokrat yang memilih berseberangan dengan partai?
1. Deddy Mizwar
Mantan Wakil Gubernur Jawa Barat Deddy Mizwar setelah pensiun dan gagak dalam pilkada Jabar, menerima tawaran menjadi tim sukses Jokoi-Maruf Amin.
Di sejumlah kegiatan, Deddy Mizwar sudah terlihat ikut. Di antaranya ketia Kiai Ma'ruf Amin melakukan kunjungan ke Kabupaten Bandung.
Deddy Mizwar tampak mendampingi dan menjadi pusat perhatian warga, bahkan banyak yang memintanya berfoto.
2. Lukas Enembe
Lukas Enembe, Ketua DewanPimpinan Daerah (DPD) Partai Demokrat Papua, secara lantang mendukung Jokowi-Ma'ruf Amin di Pilpres 2019.
"Tidak ada urusan. Tidak ada urusan dengan partai," kata Lukas usai dilantik sebagai Gubernur Papua periode kedua oleh Presiden Joko Widodo di Istana Negara, Jakarta, Rabu (5/9/2018).
Dia mengatakan dukungannya kepada Jokowi tidak ada kaitannya dengan Partai Demokrat.
Lukas berargumentasi, soal pilihan politik adalah masing-masing dna tidak harus mengikuti arahan dari partai.
Alasan memilih Jokowi karena dia menilai sosok Jokowi mengerti masalah di Papua.
"Semua presiden tidak mampu menyelesaikan provisi Papua, Itu kami catat. Yang terbaik Pak Jokowi, semua persoalan di Papua dia memahami,"ujarnya.