Di Korsel Bisa Sewa Jasa 'Paman Sangar' Tarifnya Mulai Rp 6,6 Juta Sehari. Ini Tugasnya!
Fenomena perusahaan yang menyewakan jasa "paman" itu dilaporkan mulai berkembang sejak awal September.
TRIBUNBATAM.id, SEOUL - Untuk mencegah adanya perundungan (bully), para orangtua di Korea Selatan (Korsel) mulai memanfaatkan jasa penyewaan "Paman Sangar".
Diwartakan Oddity Central Selasa (18/9/2018), fenomena perusahaan yang menyewakan jasa "paman" itu dilaporkan mulai berkembang sejak awal September.
Merujuk laporan Chosun Ilbo, setiap perusahaan menawarkan paket berbeda tergantung keinginan dari orangtua korban bully.
Sebagai contoh adalah perusahaan di Yeongdeungpo-gu menawarkan Paket Paman. Yakni pria berusia sekitar 30 maupun 40-an berwajah sangar dan mengintimidasi.
Baca: Sempat Viral dan Bikin Heboh, Ternyata Ini Isi Paket Misterius yang Disangka Narkoba
Baca: Bom Meledak, Dua Orang Tewas Ditembak. Begini Suasana Simulasi Pengamanan Pemilu 2019
Baca: Tak Mau Kalah, China Balas Tarif Impor Amerika Serikat dengan Aturan Ini
Pria itu bakal mengaku sebagai paman si penyewa, dan menemaninya setiap hari selama dua pekan dengan biaya 500.000 won, sekitar Rp 6,6 juta, per hari.
Kemudian perusahaan di distrik Guro-gu menyediakan Paket Bukti.
Yakni si staf bakal berusaha mengumpulkan setiap bukti adanya aksi bully dari pelaku ke klien.
Jika bukti sudah mencukupi, orangtua klien bakal menyerahkannya ke dewan sekolah sebagai bentuk keluhan resmi adanya " bullying".
Tujuan dari pengumpulan bukti itu sekolah bisa langsung memberikan solusi tanpa harus menunggu investigasi. Paket itu dibanderol 400.000 won, Rp 5,3 juta.
Paket paling mahal ditawarkan perusahaan anti-bully di Anseong.
Dengan membayar 2 juta won, Rp 26,5 juta, si staf bakal menuju perusahaan tempat orangtua pelaku bully bekerja.
Setelah bertemu dengan orangtua pelaku, staf bakal menunjukkan bukti-bukti anak mereka melakukan kekerasan ke klien.
Staf bakal mencoba untuk meyakinkan orangtua pelaku bully untuk menghentikan aksi anaknya.
Aksi balasan bakal disiapkan jika mereka menolak bekerja sama.
Staf bakal berdiri di lobi perusahaan, dan berteriak "orangtua pelaku bullying bekerja di perusahaan ini".