BATAM TERKINI
Pengelolaan Air Bersih Tak Boleh Dikuasai Satu Perusahaan, 33 Investor Minati Kelola Air Dam Tembesi
Investor yang tertarik mengelola Dam Tembesi tidak hanya berasal dari Indonesia, tapi juga luar negeri.
Penulis: Dewi Haryati |
TRIBUNBATAM.id, BATAM - Sebanyak 25 investor yang tertarik mengelola air di Waduk Tembesi, dihadirkan pada kegiatan penjajakan minat rencana pembangunan Water Treatment Plan (WTP) Tembesi, Rabu (24/10/2018) di Gedung IT Centre Badan Pengusahaan (BP) Batam.
Sebenarnya ada 33 investor yang diundang hadir, namun delapan di antaranya berhalangan datang.
Mereka yang hadir itu seperti PT Pembangunan Perumahan, Wijaya Karya, dan Waskita. Mereka adalah Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
Sementara investor yang menyatakan diri tertarik dalam rencana pengelolaan air tersebut, tidak hanya berasal dari Indonesia, tetapi juga dari Singapura, Jepang, Filipina dan lainnya.
Baca: Minimal Lulusan SMA, Segini Gaji Tenaga Harian Lepas di DPRD Kota Batam
Baca: Khusus Hari Ini! Paket Telkomsel 25 GB Cuma Rp 110 Ribu. Begini Cara Aktivasinya
Baca: Malam Ini Menikah, Pernikahan Pasangan Beda Usia 45 Tahun Sempat Dikira Bercanda
"Rencana pengelolaan air kita ke depan akan disesuaikan dengan peraturan baru. Karena ada perubahan undang-undang Sumber Daya Air dan peraturan pemerintah yang mengatur air saat ini," kata Kepala Kantor Pengelolaan Air dan Limbah BP Batam, Binsar Tambunan kepada wartawan, usai kegiatan tersebut.
Ditegaskannya, pengelolaan air bersih di Batam, tak boleh lagi dilakukan oleh satu konsesi atau satu perusahaan dari hulu ke hilir.
Nantinya akan ada kolaborasi antara investor yang bertindak sebagai kontraktor dan investor yang bertindak sebagai operator, dalam mengelola air bersih di Batam, pasca tender air berakhir.
Di sisi lain, BP Batam saat ini masih terikat konsesi dengan PT Adhya Tirta Batam (ATB). Konsesi dimulai sejak 1995-2020 untuk pengelolaan air di Batam.
"Waduk Tembesi ini sebenarnya waduk terakhir yang dikerjasamakan dengan ATB untuk dibangun. Tapi karena ada perubahan aturan, dan konsesi akan berakhir, ATB menyerahkan pembangunannya ke BP Batam," ujarnya.
Kemudian, untuk pembangunan WTB di Waduk Tembesi itu, BP Batam akan membuka tender kerjasama dengan pihak lain.
Rencananya tender air di waduk tersebut akan dibuka November ini. Investasi yang dibutuhkan sekitar Rp 300 miliar.
"Dari hasil kajian yang sudah dilakukan, kita memberikan peluang kerjasama B (business) to B (business). Jadi tak menggunakan APBN (anggaran pendapatan belanja negara) kita," kata Binsar.
Sementara soal kondisi air di Waduk Tembesi saat ini, dikatakan proses desalinasinya sudah cukup baik. Kualitas airnya sudah menunjukkan progres di angka 500 ppm.
Meski begitu diakuinya masih perlu sekali lagi dilakukan proses untuk perbaikan kualitas air tersebut.
"500 ppm ini sudah bisa diolah jadi air bersih. Flashing akan kita lakukan satu kali lagi, Januari atau Februari supaya angkanya bisa di bawah itu (550 ppm)," ujarnya.
Waduk Tembesi ditargetkan mempunyai kapasitas produksi sebesar 600 liter per detik.
Air dari waduk ini nantinya akan didistribusikan ke rumah-rumah penduduk maupun kawasan industri yang berada di daerah Batuaji, Tanjunguncang, dan sebagian lagi ke arah Sekupang.
"Karena daerah inilah yang jadi stres area, tak 24 jam. Mereka tak dapat air full 24 jam," kata Binsar. (*)