LION AIR JATUH
Black Box Pesawat Lion Air JT 610 Harus Selalu Terendam Air. Ini Penjelasan KNKT
Black box atau kotak hitam pesawat Lion Air JT 610 yang berhasil ditemukan pada Kamis (1/11/2018) kemungkinan besar
TRIBUNBATAM.id - Black box atau kotak hitam pesawat Lion Air JT 610 yang berhasil ditemukan pada Kamis (1/11/2018) kemungkinan besar merupakan kotak hitam yang berisi flight data recorder (FDR).
Hal itu diungkapkan Kepala Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) Soerjanto Tjahjono dalam konferensi pers yang ditayangkan Kompas TV Live, Kamis (1/11/2018).
"Akhirnya pagi tadi menemukan salah satu dari dua black box yang terpasang di pesawat. Ini kemungkinan besar flight data recorder," ujar Soerjanto Tjahjono.
Baca: Lokasi Jatuh Lion Air Kawasan Kuburan Benda Cagar Budaya
Soerjanto Tjahjono mengatakan, FDR yang ditemukan akan segera diinvestigasi lebih lanjut di laboratorium KNKT.
Kini pihaknya masih mencari satu kotak hitam lain yang berisi percakapan pilot atau cockpit voice recorder (CVR).
Bedanya, kata dia, kotak hitam yang berisi FDR berisi mengenai rekaman kecepatan hingga ketinggian dari pesawat.
"FDR berisi mengenai rekaman kecepatan, arah, ketinggian. Jadi sekali lagi dengan ditemukan ini, kita bisa menguak misteri kenapa pesawat mengalami kecelakaan," ujar Soerjanto.
Lebih lanjut, Soerjanto menjelaskan alasan kenapa kotak hitam yang berisi FDR itu harus tetap terendam dalam air.
Baca: Delapan Ibu-Ibu Jadi Tersangka Usai Bongkar Tembok Jalan. Ini Curhatan Ketua RT
Satu alasan di antaranya adalah untuk menjaga memory chip yang ada di kotak hitam yang berisi FDR tetap utuh.
"Kalau black box ini kita temukan di dalam air, jadi waktu diangkat dari kapal kita cuci pakai air tawar, terus kemudian kita rendam lagi di dalam air," kata dia.
"Karena khawatir kalau kita keringkan tidak terkontrol, nanti di dalamnya waktu mengeringkan bisa menyusut. Nah kalau menyusutnya tidak terkontrol nanti bisa merusak bagian dalam black box tersebut," jelas dia menambahkan.
Soerjanto mengatakan, kotak hitam berisi FDR itu harus terendam air lantaran merupakan bagian dari prosedur yang harus dijalankan.
"Khawatir (datanya) tidak bisa terbaca, jadi prosedurnya memang selama perjalanan kalau kita bawa kemanapun harus tetap di dalam air. Jadi itu untuk menghindarkan kerusakan akibat proses pengeringan yang tidak terkontrol," jelas dia.
"Di lab kita akan melakukan pengeringan secara perlahan-lahan. Kita punya alatnya kita vakum, sehingga pengeringannya tidak merusak memory card yang di dalam," sambung dia.

