OPM Tantang TNI/POLRI Perang Revolusi Pada 2021 di Papua, Jubir Kodam Papua: Kami Siap Kapan Saja!

Organisasi Papua Merdeka (OPM) menantang TNI/POLRI untuk perang revolusi pada 2021 di Papua. TNI pun menjawab tantangan tersebut .

Tribunnews
Sebanyak 31 pekerja jembatan di Papua dibunuh oleh Kelompok Kriminal Bersenjata atau KKB pimpinan Egianus Kogoya pada Minggu (2/12/2018). 

TRIBUNBATAM.id - Peristiwa penembakan 19 pekerja di Nduga, Papua memantik konflik antara Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) dengan Tentara Nasional Indonesia (TNI).

Menindaklanjuti hal tersebut TNI di Papua menjawab tuduhan kelompok tentara Papua merdeka (TPM) dengan menegaskan, apa yang dilakukan sayap militer Organisasi Papua Merdeka (OPM), dengan melakukan pembunuhan adalah tindakan yang tak beradab.

"Saya rasa publik bisa melihat, mana yang binatang, mana yang tidak. Kalau ada orang membantai orang tanpa alasan siapa yang binatang?" kata Muhammad Aidi, juru bicara Komando Daerah Militer Papua kepada BBC News Indonesia, hari Kamis (6/12/2018).

"Keberadaan TNI di sini legal berdasarkan institusi NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia), keberadaan KKSB (Kelompok Kriminal Separatis Bersenjata) legalnya dari mana?" kata Aidi.

 "Siapa yang melegalkan? Dasar hukumnya mana ada? Jadi, sekelompok orang mengangkat senjata secara ilegal, tanpa izin, itu adalah pelanggaran hukum," kata Aidi.

Sebelumnya, dalam wawancara melalui telepon, juru bicara Organisasi Papua Merdeka (OPM), Sebby Sambom, mengatakan bahwa pihaknya membunuh para pekerja konstruksi proyek jalan di Nduga karena bagi OPM, sebagian besar pekerja adalah anggota TNI, yang dianggap musuh oleh OPM.

Baca: Raider Kostrad, Pasukan Elit yang Dikerahkan untuk Memburu KKB

Baca: Helikopter TNI Diberondong Tembakan, Simak 6 Fakta Dibalik Kontak Senjata TNI dan KKB di Papua

Baca: TERUNGKAP! Ini 8 Fakta Pembantaian 31 Pekerja Jembatan di Papua oleh KKB di Kabupaten Nduga

Baca: Ambil Foto Upacara, 31 Pekerja Jembatan di Nduga Papua Diduga Dibunuh KKB

"Kami melawan Indonesia, yang kami lawan itu bukan manusia. Mereka adalah manusia yang berwatak binatang. Oleh karena itu, kami menempuh jalan perang. Itu prinsip TPM," kata Sebby.

Sebby mengatakan pihaknya tidak memerlukan pembangunan infrastruktur dan ini sudah ia peringatkan kepada TNI dan pemerintah Indonesia.

Ia juga mengatakan tidak khawatir pembunuhan pekerja proyek akan membuat keamanan di Papua memburuk.

'Perang total pada 2021'

"Kami sudah siap melancarkan revolusi di seluruh tanah Papua melawan TNI dan Polri. Ini kesalahan juga pihak PBB, Amerika Serikat, dan Belanda yang memberikan Papua kepada Indonesia. Selama 50 tahun kami menderita, itu sudah cukup," kata Sebby.

"Generasi lama sudah meninggal. Kami generasi baru sudah menetapkan memilih jalan revolusi. Akan ada krisis di Papua, pada 2021 kami akan melancarkan perang revolusi total melawan TNI/Polri. Kami minta masyarakat sipil Indonesia untuk meninggalkan Papua Barat," katanya.

Ia tidak merinci mengapa menyebut tahun 2021.

"Kami TNI dilatih dan dididik untuk membunuh dan siap untuk terbunuh," kata Aidi.

Menanggapi pernyataan ini, juru bicara Kodam di Papua, Muhammad Aidi, menyatakan TNI siap berhadapan dengan tentara Papua merdeka.

Sumber: Tribun Medan
Halaman 1 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved