TSUNAMI BANTEN

Ajak Keluarga Hadiri Gathering PLN, Willy Kehilangan Istri dan Anak Akibat Tsunami di Tanjung Lesung

Ahmad wahyudi (69) orang tua korban dalam keadaan shock mengetahui anak dan cucunya menjadi korban atas peristiwa pahit tersebut.

Warta Kota/Joko Supriyanto
Kedua orangtua korban tsunami Selat Sunda Anyer saat memegang foto kedua cucu korban semasa hidup, Minggu (23/12). 

TRIBUNBATAM.id, PULOGADUNG -  Ikut menghadiri gathering PLN di Tanjung Lesung, Banten, satu keluarga warga Cipinang Lontar RT 001/09, Pulogadung, Jakarta Timur menjadi korban tsunami yang terjadi di Selat Sunda pada Sabtu (22/12) kemarin.

Satu keluarga tersebut Yuanita Primawati (34), dan anak Alya Shakila (7) sedangkan Muhammad Ali Zaidan (3) belum ditemukan, dari satu keluarga tersebut hanya Willy suami Yuanita yang selamat atas kejadian tersebut.

Ahmad wahyudi (69) orang tua korban dalam keadaan shock mengetahui anak dan cucunya menjadi korban atas peristiwa pahit tersebut.

Dirinya tak menyangka jika, Jumat (21/12) kemarin menjadi hari terakhir, dirinya melihat keceriaan cucu-cucunya.

Baca: Dihantam Gelombang Tinggi, Kapal Wisata Tenggelam di Perairan TN Komodo. Begini Kronologinya

Baca: Digulung Tsunami dari Balik Panggung, Sutopo : Jarak Seventeen Hanya 3 hingga 4 Meter dari Laut

Baca: Diduga Efek Erupsi Anak Krakatau, Simak 4 Kemungkinan Penyebab Tsunami di Tanjung Lesung Banten

Baca: Naikkan Suku Bunga Acuan, Donald Trump Disebut Bakal Pecat Gubernur The Fed. Apa Imbas ke IHSG?

"Jadi mereka ini mengikuti gathering PLN keluarga besar PLN sekaligus melakukan evaluasi akhir tahun di Tanjung Lesung, tapi dengan membawa keluarga yang selamat hanya menantu saya," kata Wahyudi, Minggu (23/12/2018).

Dikatakan Wahyudi, dirinya mengetahui anak dan cucunya menjadi korban dalam tsunami tersebut, ketika mendapat kabar dari anaknya yang tinggal di Cimanggis Depok pada Sabtu (22/12/2018).

Meski dirinya shock, mendengar kabar tersebut, ia mencoba menguatkan diri, hingga akhirnya ia mencari informasi di televisi.

Saat itu informasi yang ia lihat benar adanya telah terjadi tsunami, di saat itu pula dirinya lemas terlebih informasi di televisi banyak korban yang belum ditemukan, sehingga menambah kepedihan yang dirasakan Wahyudi.

"Subuh itu ada berita dari anak saya yang di Cimangis melaporkan bahwa anak papa nita, cucu papa, alya, ali meninggal, saya tanya meninggal kenapa kan lagi senang-senang di Tanjung Lesung. Kata dia itu terjadi Tsunami, dan saat itu anak saya menangis saat menyampaikan beritanya, lalu saya hidupkan TV dan itu benar beritanya terjadi tsunami, tapi korbannya belum ditemukan," kata Wahyudi seraya meneteskan air matanya.

Sementara itu beberapa tetangga korban juga mengaku atas peristiwa yang merengut nyawa tetangganya tersebut, telebih mereka sangat mengenal baik korban meski, setelah menikah mereka tidak tinggal lagi di tempat tinggal orang tuanya di Cipinang Lontar Pulogadung, Jakarta Timur.

"Baik mas orangnya, baik banget. Sama tetangga juga akrab, baik pokoknya. Makanya tetangga juga kaget dengan kabar ini. Nggak nyangka aja. Tapi ya gimana ya mas, namanya udah takdir, mau gimana juga pasti terjadi," ujar Suryanti (53) tetangga korban. (JOS)

*Artikel ini telah tayang di Wartakotalive dengan judul Satu Keluarga Meninggal Dunia Diterjang Tsunami Selat Sunda saat Ikut Gathering PLN

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved